Bogor (Antaranews Megapolitan) - Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati atau megabiodiversitas terbesar kedua setelah Brazil. Keragaman tersebut sangat berguna bagi kehidupan di masa depan. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan untuk menganalisis keragaman tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Dr. Miftahudin, M.Si, Ketua Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (FMIPA IPB) yang juga menjadi salah satu pembicara dalam Workshop ‘Pemanfaatan Teknologi Marka Molekular dan Barcoding DNA untuk Analisis Biodiversitas Indonesia’ pada 15-16 November di Kampus IPB Dramaga.

“Salah satu cara untuk menganalisis keanekaragaman hayati atau membedakan spesies satu dengan spesies lain atau mengidentifikasi spesies baru yaitu bisa menggunakan teknik molekuler dan DNA barcoding,” ungkap Dr. Miftahudin.

Koordinator Workshop ini, Dr. Puji Rianti berharap peserta memiliki bekal yang bisa digunakan untuk menganalisis keragaman melalui teknologi DNA barcoding. “Kita menggelar workshop  ini dengan tujuan berbagi  ilmu, baik kepada civitas akademika maupun orang-orang yang bekerja di bidang molekuler, agar mampu mengidentifikasi dan menganalisis keanekaragaman hayati yang ada. Mulai dari ekstraksi, sekuensing DNA sampai tahap analisis data,”  ucap Dr. Puji.

Selama dua hari peserta mempelajari berbagai macam teknik marka molekuler dan DNA dari berbagai sumber sampel hayati, seperti mikroba, flora dan fauna dengan disertai praktik di hari kedua. Praktik dilakukan di Laboratorium DNA, Departemen Biologi FMIPA IPB.  Selain Dr. Miftahudin, M.Si, workshop ini juga menghadirkan narasumber Dr. Rika Raffiudin, M.Si dan Dr. Rika Indri Astuti, S.Si, M.Si. Selain dari IPB, peserta workshop ini juga diikuti  akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan praktisi dari Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian Jakarta (Rz/ris)

Pewarta: Oleh Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018