Bogor (Antaranews Megapolitan) - Himpunan Profesi Ruminansia Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) melaksanakan program pengabdian masyarakat yang bertajuk "Pengabdian Ruminansia 2018" yang digelar pada 25 Maret-4 November 2018. Kegiatan ini terdiri dari Ruminansia Goes to Field (RGTF), Kunjungan ke Rumah Pemotongan Hewan, Physical Examination, dan Ruminant Action Project.
Penutupan rangkaian kegiatan program pengabdian kepada masyarakat ini berupa sosialisasi bertema “Manajemen Hewan Ternak untuk Optimalisasi Kesejahteraan Hewan Ternak dan Peternak” di RW 05 Desa Petir, Bogor, Jawa Barat (4/11).
Dalam sambutannya, Nadi, selaku anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Petir mengatakan bahwa masalah utama yang dihadapi peternak saat ini adalah pencurian ternak.
“Sebenarnya masalah yang kami hadapi saat ini adalah banyaknya kasus pencurian terhadap ternak-ternak di Desa Petir. Walaupun begitu, saya tetap mendukung acara sosialisasi ini, karena kesehatan dari ternak-ternak kami juga menentukan harga jual ternak itu sendiri, apalagi kami di sini rata-rata hanya menggemukkan saja. Maka dari itu kami ingin ternak kami selalu sehat agar harga jual ternak kami pun juga baik,” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan dua alumni Fakultas Kedokteran Hewan IPB yaitu Dede Irwan, SKH dan Arie Muhammad, SKH. Menurut Dede, ada lima hal yang menjadi indikator utama dari kesejahteraan hewan. Yaitu memastikan hewan tidak merasa haus dan lapar, memastikan hewan memiliki kandang yang nyaman, bebas melakukan perilaku alamiahnya dan bebas dari rasa takut dan juga tertekan. “Kesejahteraan hewan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan ketika kita ingin melakukan proses penggemukan hewan ternak,” ujarnya.
Sementara itu Arie Muhammad menceritakan pengalamannya ketika sedang melaksanakan pengabdian di Sumatera. “Sebenarnya, terkait masalah keamanan ini tentu sangat krusial, terutama masalah pencurian. Saat saya sedang mengabdi di Sumatera, di desa yang saya tempati selalu melakukan pengecekan terhadap semua mobil yang masuk. Dan ternyata cara tersebut mampu mengurangi angka pencurian ternak. Para pelaku pencurian pun melakukan kejahatan mereka secara terorganisir. Maka dari itu semua pihak harus saling membantu untuk menjaga keamanan ternak di desa petir ini,” terang Arie.(KD/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Penutupan rangkaian kegiatan program pengabdian kepada masyarakat ini berupa sosialisasi bertema “Manajemen Hewan Ternak untuk Optimalisasi Kesejahteraan Hewan Ternak dan Peternak” di RW 05 Desa Petir, Bogor, Jawa Barat (4/11).
Dalam sambutannya, Nadi, selaku anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Petir mengatakan bahwa masalah utama yang dihadapi peternak saat ini adalah pencurian ternak.
“Sebenarnya masalah yang kami hadapi saat ini adalah banyaknya kasus pencurian terhadap ternak-ternak di Desa Petir. Walaupun begitu, saya tetap mendukung acara sosialisasi ini, karena kesehatan dari ternak-ternak kami juga menentukan harga jual ternak itu sendiri, apalagi kami di sini rata-rata hanya menggemukkan saja. Maka dari itu kami ingin ternak kami selalu sehat agar harga jual ternak kami pun juga baik,” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan dua alumni Fakultas Kedokteran Hewan IPB yaitu Dede Irwan, SKH dan Arie Muhammad, SKH. Menurut Dede, ada lima hal yang menjadi indikator utama dari kesejahteraan hewan. Yaitu memastikan hewan tidak merasa haus dan lapar, memastikan hewan memiliki kandang yang nyaman, bebas melakukan perilaku alamiahnya dan bebas dari rasa takut dan juga tertekan. “Kesejahteraan hewan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan ketika kita ingin melakukan proses penggemukan hewan ternak,” ujarnya.
Sementara itu Arie Muhammad menceritakan pengalamannya ketika sedang melaksanakan pengabdian di Sumatera. “Sebenarnya, terkait masalah keamanan ini tentu sangat krusial, terutama masalah pencurian. Saat saya sedang mengabdi di Sumatera, di desa yang saya tempati selalu melakukan pengecekan terhadap semua mobil yang masuk. Dan ternyata cara tersebut mampu mengurangi angka pencurian ternak. Para pelaku pencurian pun melakukan kejahatan mereka secara terorganisir. Maka dari itu semua pihak harus saling membantu untuk menjaga keamanan ternak di desa petir ini,” terang Arie.(KD/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018