Bogor (Antaranews Megapolitan) - Gerakan Perempuan Institut Pertanian Bogor (GP IPB) melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mengunjungi rumah kompos dalam rangka pencanangan kebersihan lingkungan dimulai dari rumah tangga, Selasa (6/11) di Kelurahan Margajaya, Kota Bogor.
Pemilik Rumah Kompos sekaligus Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB, Prof. Arief Sabdo Yuwono, mengapresiasi kunjungan Gerakan Perempuan IPB ke rumah kompos.
”Hal ini menunjukkan perempuan peduli terhadap pengelolaan sampah organik dan anorganik, agar bermanfaat untuk lingkungan,” ucapnya.
Prof. Arief menyampaikan bahan limbah rumah tangga yang selama ini terbuang ia olah menjadi pupuk organik cair atau pupuk padat yang bermanfaat.
“Sampah rumah tangga yang tidak ditangani dengan baik akan dapat menimbulkan bau dan sumber penyakit.. Dengan pengolahan yang tepat, limbah rumah tangga ini dapat menjadi pupuk yang bermanfaat untuk tanaman. Kumpulkan sisa rumah tangga yang telah dipisahkan menjadi bahan sampah organik tersebut, kemudian diamkan hingga membusuk. Biarkan sampah membusuk dengan sendirinya selama dua bulan baru bisa dijadikan pupuk,” ujarnya.
Penggerak Kampus Sehat, Bersih, Indah, dan Nyaman (KS Beriman) dan Gerakan Perempuan (GP) IPB, Prof.Clara Meliyanti Koesharto mengatakan, “ Kami belajar dari keberhasilan Prof. Arif dalam mengolah limbah rumah tangga menjadi kompos atau pupuk organik padat atau cair, sehingga dapat dimanfaatkan untuk keperluan sendiri seperti untuk menyuburkan tanaman, selain untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Prof. Clara menegaskan, sebagai penggerak KS Beriman dirinya akan tetap bersama-sama dengan Gerakan Perempuan IPB untuk menghimbau perempuan-perempuan IPB, agar peduli kebersihan lingkungan.
“Hal ini karena perempuan kesehariannya banyak bertemu dengan bahan-bahan organik atau anorganik, maka mulailah dengan kepedulian kebersihan pada diri sendiri atau rumah tangga,” kata Prof. Clara.
Prof. Clara berharap Gerakan Perempuan IPB dapat memperoleh pengalaman dan ilmu yang bermanfaat mengenai cara membuat pupuk organik dari limbah rumah tangga, sehingga dapat langsung mempraktikkan di rumah masing-masing dan yang utama dapat memberikan contoh cara menjaga kebersihan di lingkungan IPB. (Awl/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Pemilik Rumah Kompos sekaligus Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB, Prof. Arief Sabdo Yuwono, mengapresiasi kunjungan Gerakan Perempuan IPB ke rumah kompos.
”Hal ini menunjukkan perempuan peduli terhadap pengelolaan sampah organik dan anorganik, agar bermanfaat untuk lingkungan,” ucapnya.
Prof. Arief menyampaikan bahan limbah rumah tangga yang selama ini terbuang ia olah menjadi pupuk organik cair atau pupuk padat yang bermanfaat.
“Sampah rumah tangga yang tidak ditangani dengan baik akan dapat menimbulkan bau dan sumber penyakit.. Dengan pengolahan yang tepat, limbah rumah tangga ini dapat menjadi pupuk yang bermanfaat untuk tanaman. Kumpulkan sisa rumah tangga yang telah dipisahkan menjadi bahan sampah organik tersebut, kemudian diamkan hingga membusuk. Biarkan sampah membusuk dengan sendirinya selama dua bulan baru bisa dijadikan pupuk,” ujarnya.
Penggerak Kampus Sehat, Bersih, Indah, dan Nyaman (KS Beriman) dan Gerakan Perempuan (GP) IPB, Prof.Clara Meliyanti Koesharto mengatakan, “ Kami belajar dari keberhasilan Prof. Arif dalam mengolah limbah rumah tangga menjadi kompos atau pupuk organik padat atau cair, sehingga dapat dimanfaatkan untuk keperluan sendiri seperti untuk menyuburkan tanaman, selain untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Prof. Clara menegaskan, sebagai penggerak KS Beriman dirinya akan tetap bersama-sama dengan Gerakan Perempuan IPB untuk menghimbau perempuan-perempuan IPB, agar peduli kebersihan lingkungan.
“Hal ini karena perempuan kesehariannya banyak bertemu dengan bahan-bahan organik atau anorganik, maka mulailah dengan kepedulian kebersihan pada diri sendiri atau rumah tangga,” kata Prof. Clara.
Prof. Clara berharap Gerakan Perempuan IPB dapat memperoleh pengalaman dan ilmu yang bermanfaat mengenai cara membuat pupuk organik dari limbah rumah tangga, sehingga dapat langsung mempraktikkan di rumah masing-masing dan yang utama dapat memberikan contoh cara menjaga kebersihan di lingkungan IPB. (Awl/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018