Karawang, Jabar (Antaranews Megapolitan) - Kalangan nelayan di Pantai Tanjung Pakis, Kecamatan Pakis Jaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, turut dilibatkan dalam proses pencarian korban pesawat Lion Air JT-610 di sekitar perairan Tanjung Karawang, Selasa pagi.
"Nelayan yang mendapati tanda-tanda pesawat atau jasad korban segera berkoordinasi dengan kami di posko untuk segera ditindaklanjuti," kata Koordinator Humas Basarnas Bandung Joshua Banjarnahor di Karawang.
Menurut dia, kalangan nelayan yang kali ini dilibatkan adalah mereka yang beraktivitas menangkap ikan maupun transportasi laut di sekitar Pantai Tanjung Pakis.
Menurut Joshua, keberadaan nelayan di perairan tersebut perlu diberdayakan dengan pertimbangan pemahaman wilayah serta kemampuan mereka dalam mendeteksi material pesawat.
Pihaknya mencatat, ada puluhan nelayan berperahu tradisional yang rutin beraktivitas di sekitar perairan Karawang hingga Muaragembong, Kabupaten Bekasi.
Ia mengatakan meski para nelayan ini memiliki kemampuan berenang maupun berlayar di lautan bebas, namun pihaknya tetap melakukan pemantauan serta pendampingan guna menghindari risiko terburuk.
"Saat ini situasi cuaca memang agak kurang baik karena angin berhembus cukup kencang ke arah timur dan awan mendung, sehingga proses pencarian pun harus ekstra hati-hati," katanya.
Segala laporan yang datang dari nelayan ditampung pihaknya di Posko Basarnas pesisir Pantai Tanjung Pakis yang berjarak sekitar 30 menit hingga dua jam di sekitar area pencarian.
Salah satu nelayan, Nadih (41), mengatakan area di sekitar radius 1,03 mil dari pesisir Pantai Tanjung Pakis memang ditemukan beberapa serpihan pesawat.
"Angin sejak subuh tadi memang kencang, banyak juga serpihan di lokasi Tanjung Karawang ini yang terbawa angin," katanya.
Menurut Nadih, proses pencarian korban itu sekaligus mengisi waktu luangnya selama menjala ikan dengan kapal tradisional.
"Sambil `ngejala` (menjala) ikan, sambil lihat-lihat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Nelayan yang mendapati tanda-tanda pesawat atau jasad korban segera berkoordinasi dengan kami di posko untuk segera ditindaklanjuti," kata Koordinator Humas Basarnas Bandung Joshua Banjarnahor di Karawang.
Menurut dia, kalangan nelayan yang kali ini dilibatkan adalah mereka yang beraktivitas menangkap ikan maupun transportasi laut di sekitar Pantai Tanjung Pakis.
Menurut Joshua, keberadaan nelayan di perairan tersebut perlu diberdayakan dengan pertimbangan pemahaman wilayah serta kemampuan mereka dalam mendeteksi material pesawat.
Pihaknya mencatat, ada puluhan nelayan berperahu tradisional yang rutin beraktivitas di sekitar perairan Karawang hingga Muaragembong, Kabupaten Bekasi.
Ia mengatakan meski para nelayan ini memiliki kemampuan berenang maupun berlayar di lautan bebas, namun pihaknya tetap melakukan pemantauan serta pendampingan guna menghindari risiko terburuk.
"Saat ini situasi cuaca memang agak kurang baik karena angin berhembus cukup kencang ke arah timur dan awan mendung, sehingga proses pencarian pun harus ekstra hati-hati," katanya.
Segala laporan yang datang dari nelayan ditampung pihaknya di Posko Basarnas pesisir Pantai Tanjung Pakis yang berjarak sekitar 30 menit hingga dua jam di sekitar area pencarian.
Salah satu nelayan, Nadih (41), mengatakan area di sekitar radius 1,03 mil dari pesisir Pantai Tanjung Pakis memang ditemukan beberapa serpihan pesawat.
"Angin sejak subuh tadi memang kencang, banyak juga serpihan di lokasi Tanjung Karawang ini yang terbawa angin," katanya.
Menurut Nadih, proses pencarian korban itu sekaligus mengisi waktu luangnya selama menjala ikan dengan kapal tradisional.
"Sambil `ngejala` (menjala) ikan, sambil lihat-lihat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018