Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti menyebut institusi yang dipimpinnya menjadi lembaga pertama dari Indonesia yang masuk dalam nominasi penerima Nobel Perdamaian 2025.
"Sejak Indonesia merdeka, baru kali ini ada institusi yang masuk nominasi Nobel," ujar Ali Ghufron usai memberikan kuliah umum di Kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Kota Yogyakarta, DIY, Sabtu.
Ali Ghufron mengatakan nominasi tersebut sebelumnya diajukan oleh Center for Peace and Security, Coventry University, Inggris. "Jadi yang mengusulkan itu bukan BPJS, bukan," sambung dia.
Menurut dia, pengusulan itu didasarkan pada penilaian bahwa nilai-nilai gotong royong yang dijalankan BPJS Kesehatan mencerminkan perdamaian dan kemanusiaan.
"Yang menarik adalah karena nilai-nilai lokal gotong royong yang menjadi 'benchmark' (tolok ukur), karena namanya 'peace' atau damai tu tidak hanya bebas dari konflik. Ini menurut yang mengusulkan, BPJS untuk mendapatkan nominasi Nobel itu," ujar dia.
Konsep damai, lanjut Ali Ghufron, tidak hanya berarti bebas dari konflik, melainkan juga ketika manusia dapat hidup bermartabat tanpa terhambat akses layanan dasar seperti kesehatan.
"Bagaimana kemartabatan manusia dijaga melalui saling tolong-menolong. Dengan gotong royong, orang kaya membantu yang miskin, orang sehat membantu yang sakit, orang muda membantu yang tua," tutur Ghufron.
Keberadaan BPJS Kesehatan, kata dia, telah mengubah paradigma masyarakat yang dulu takut sakit karena beban biaya, menjadi lebih tenang lantaran memiliki jaminan kesehatan.
"Dulu (ada ungkapan) orang miskin dilarang sakit, sekarang sudah tidak ada," ucapnya.
Dalam waktu relatif singkat, menurut dia, sistem jaminan itu telah mencakup hampir seluruh penduduk Indonesia dan menjadi rujukan berbagai negara untuk belajar.
Baca juga: Penetapan Maria Corina Machado sebagai penerima Nobel Perdamaian picu kontroversi
Baca juga: Nobel Kimia tahun ini diraih tiga ilmuwan penemu kerangka metal organik
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025