Bogor (Antaranews Megapolitan) - Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan Festival Akademia Antikorupsi (FAA) 2018. Rangkaian FAA dimulai sejak tanggal 21 September 2018 yang terdiri dari lomba orasi antikorupsi, lomba infografis, film pendek, sarasehan, dan talkshow. Rangkaian FAA ini diinisiasi oleh Majelis Dewan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (MDGB PTN-BH), Majelis Dewan Guru Besar IPB dan Pusat Studi Agraria (PSA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IPB.

Talkshow FAA diselenggarakan pada Sabtu, (29/9) bertempat di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga. Tema talkshow adalah “Membangun Sinergitas Multipihak dalam Gerakan Indonesia Antikorupsi.”

“Rangkaian FAA tahun 2018 menjadi momentum yang sangat baik dalam membangun sinergi berbagai pihak untuk mewujudkan Indonesia yang bebas korupsi,” ujar Dr. Rina Mardiana, Ketua Pelaksana FAA 2018.

Menurutnya sinergitas dari berbagai pihak dan institusi diharapkan dapat membangun kerjasama yang produktif dan hubungan yang harmonis sehingga tercipta karya yang bermanfaat dan berkualitas. Oleh karenanya sinergitas harus saling mengisi dan menyelisihi perbedaan sehingga bisa bersama memerangi korupsi di negara Indonesia.

Rektor IPB, Dr. Arif Satria turut memberikan perhatian serius terhadap pemberantasan korupsi terutama di lingkungan perguruan tinggi. Dalam sambutannya ia mengatakan, IPB akan memasukkan materi antikorupsi dalam kurikulum tahun 2019 mendatang. Menurutnya, perlu membangun karakter segenap civitas IPB supaya memiliki visi yang sama yaitu memberantas praktik korupsi yang ada di negeri ini. Pembangunan karakter civitas ini penting karena ternyata kesuksesan dimulai dengan perilaku jujur dan disiplin tinggi. Dengan dimasukkannya materi antikorupsi ke dalam kurikulum harapannya mahasiswa dan dosen dapat menjunjung tinggi kejujuran sehingga terjauh dari praktik korupsi.

“Ini sebuah gerakan yang sangat penting dalam rangka membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberantas korupsi di Indonesia dan membangun negeri yang bebas dari korupsi,” ujar Arif Satria.

Rektor IPB menyatakan, sejak tahun 2016 IPB telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan KPK terkait pemberantasan korupsi di tanah air. Sampai saat ini IPB juga telah mengirimkan saksi ahlinya apabila dipanggil oleh KPK untuk membantu menyelesaikan berbagai perkara korupsi.  

Ketua KPK, Ir. Agus Raharjo berharap acara FAA dapat berlanjut dan tidak berhenti begitu saja. Hal ini bertujuan sebagai bahan evaluasi dan introspeksi dalam memperbaiki diri, salah satunya secara bertahap dapat mewujudkan good unity governance.

“Saya sangat ingin  perguruan tinggi dapat mengubah karakter mahasiswa supaya tidak melakukan praktik-prektik titip absen, mencontek, maupun plagiarisme. Nah hal seperti ini harus ada reward dan punishment yang jelas,” ujar Agus.

Agus juga berharap supaya setiap perguruan tinggi melakukan transparansi penggunaan anggaran dana kepada stakeholder dan mitra. Transparansi ini juga bertujuan untuk mewujudkan good unity governance.

Selain transparansi, terdapat satu syarat yang diperlukan untuk memberantas korupsi. Syarat tersebut adalah partisipasi semua pihak untuk memberantas praktik korupsi di Indonesia. Partisipasi ini dapat berasal dari masyarakat, akademisi, maupun pemerintah. Masyarakat yang melaporkan pelaku korupsi kepada KPK akan dijamin keamanannya dan bahkan akan diberi reward oleh KPK.

Talkshow kali ini mengundang Drs. Ahmad Hidayat, Ak.,CA., MBA (Anggota Dewan Komisioner Bidang Audit Internal Manajemen Risiko dan Pengendalian Kualitas, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)), Ir. Bahrunsyah, S.H., M.Si. (Irjen Kementerian ATR/BPN RI Staff Ahli Bidang Masyarakat Adat dan Kemasyarakatan), Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodiharjo, M.S. (Dewan Guru Besar IPB), Sandy Canester (Seniman dan Musisi), dan Christian P.P. Purba (Ketua Forest Watch Indonesia).

Kegiatan talkshow ini diakhiri dengan deklarasi rencana aksi bersama yang dibacakan oleh Ketua MDGB PTN-BH yang juga Ketua Dewan Guru Besar IPB, Prof. Yusram Massijaya, Rektor IPB, Dr. Arif Satria dan Kepala PSA LPPM IPB, Dr. Rina Mardiana. (RA/Zul)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018