Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Polisi Setyo Wasisto menyebutkan sedikitnya sembilan polisi ikut menjadi korban meninggal dunia dalam gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.
"Info dari Kabidhumas Polda Sulteng, ada sembilan orang," kata Irjen Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Sembilan polisi tersebut kebanyakan merupakan anggota Polresta Palu.
Sesaat sebelum terjadinya bencana gempa bumi disertai tsunami di Palu, kata Setyo, sejumlah personel TNI/Polri tengah menggelar apel persiapan pengamanan terkait dengan perayaan HUT Kota Palu.
Polisi saat ini masih mencari sejumlah personel yang hingga kini belum ditemukan.
"Masih dicari. Mudah-mudahan rekan kami yang belum ketemu, hanya hilang kontak saja. Bukan hilang secara fisik," katanya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya belum bisa mendata jumlah korban dari kepolisian di Donggala karena akses komunikasi masih belum pulih dan sejumlah infrastruktur menuju Donggala mengalami kerusakan.
Tinggi tsunami yang menerjang wilayah pesisir Kota Palu bersamaan dengan gempa 7,4 SR, Jumat (28/9), dilaporkan ada yang mencapai 6 meter, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Wilayah Kota Palu dan Donggala dilewati sesar patahan Palu-Koro yang setiap tahun bergerak 35 s.d. 45 milimeter, menjadikannya sebagai patahan dengan pergerakan terbesar kedua di Indonesia setelah patahan Yapen di Kepulauan Yapen, Papua Barat, dengan pergerakan mencapai 46 milimeter per tahun.
Editor Berita: D. Kliwantoro.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Info dari Kabidhumas Polda Sulteng, ada sembilan orang," kata Irjen Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Sembilan polisi tersebut kebanyakan merupakan anggota Polresta Palu.
Sesaat sebelum terjadinya bencana gempa bumi disertai tsunami di Palu, kata Setyo, sejumlah personel TNI/Polri tengah menggelar apel persiapan pengamanan terkait dengan perayaan HUT Kota Palu.
Polisi saat ini masih mencari sejumlah personel yang hingga kini belum ditemukan.
"Masih dicari. Mudah-mudahan rekan kami yang belum ketemu, hanya hilang kontak saja. Bukan hilang secara fisik," katanya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya belum bisa mendata jumlah korban dari kepolisian di Donggala karena akses komunikasi masih belum pulih dan sejumlah infrastruktur menuju Donggala mengalami kerusakan.
Tinggi tsunami yang menerjang wilayah pesisir Kota Palu bersamaan dengan gempa 7,4 SR, Jumat (28/9), dilaporkan ada yang mencapai 6 meter, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Wilayah Kota Palu dan Donggala dilewati sesar patahan Palu-Koro yang setiap tahun bergerak 35 s.d. 45 milimeter, menjadikannya sebagai patahan dengan pergerakan terbesar kedua di Indonesia setelah patahan Yapen di Kepulauan Yapen, Papua Barat, dengan pergerakan mencapai 46 milimeter per tahun.
Editor Berita: D. Kliwantoro.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018