Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sebanyak 50 tenaga resepsionis mengikuti pelatihan yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu, dalam rangka meningkatkan wawasan serta keterampilan dalam memberikan pelayanan terbaik.

"Kami ingin meningkatkan kesan positif wisatawan terhadap Kota Bogor, dengan layanan resepsionis yang maksimal, sehingga mereka puas berwisata," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor Shahlan Rasyidi di Bogor.

Tenaga resepsionis yang dilatih berasal dari berbagai sektor baik perhotelan, restoran, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita), Himpunan Pramusaji Indonesia (HPI), Indonesia Chef Association (ICA) dan institusi pemerintah.

Pelatihan kepariwisataan yang berlangsung satu hari itu bagian dari tanggung jawab Disbudpar Kota Bogor sebagai pembina SDM pariwisata.

Selain itu, guna mendukung peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bogor yang pada tahun 2018 ini ditargetkan meningkat 10 persen dari tahun 2017.

"Tahun 2017, jumlah wisatawan mencapai lima juta wisatawan, tahun ini ditargetkan 6,7 juta," kata Shahlan.

Upaya untuk memberikan pelayanan terbaik ini juga telah diatur dalam Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 88 Tahun 2015 tentang Someah Hade Ka Semah dalam Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata di daerah.

Perda itu, lanjutnya, mengamanahkan SDM pariwisata harus ramah terhadap tamu yang datang.

"Jangan sampai ada respsionis yang judes menerima tamu, telepon, tidak ramah dalam melayani," kata Shahlan.

Ia mengatakan petugas resepsionis harus memiliki ketrampilan, etika yang bagus, memiliki wawasan kepariwisataan Kota Bogor, ramah melayani, murah senyum, dan melayani dengan penuh rasa keihklasan serta tulus.

"Sehingga tamu-tamu atau wisatawan yang datang ke Kota Bogor merasa terlayani dan betah, sehingga memberikan kesan dan mau datang lagi," katanya.

Selain itu, pengelola tempat pariwisata, hotel, restoran, kafe, dan lainnya juga diminta selektif dalam menempatkan petugas resepsionis yang betul-betul memiliki keterampilan dan jiwa melayani tamu dengan baik.

Ia juga mencontohkan, resepsionis yang ada di lingkup Pemerintah Kota Bogor terutama di Balai Kota, diharapkan berasal dari kalangan Mojang-Jajaka yang memang sudah dilatih dan disiapkan sebagai ambasador Kota Bogor.

"Saya baru tahu kalau di Balai Kota itu ada resepsionisnya, ini penunjukkan langsung bukan dari Disbudpar. Sebaiknya sih resepsionis itu dari Mojang-Jajaka," katanya.

Pelatihan itu menghadirkan tiga narasumber yakni dari Sahid Istitut, Kementerian Pariwisata, perwakilan dari perhotelan dan Kepala Disbudpar yang memaparkan tentang poteni pariwisata Kota Bogor.

"Petugas resepsionis juga harus tahu potensi wisata di Kota Bogor. Memiliki wawasan kepariwisataan, informasi hotel, dan angkutan publik," katanya.

Shahlan menambahkan Kota Bogor memiliki 90 hotel baik dari bintang lima sampai kelas melati, dan sedikitnya ada 30 destinasi wisata baik yang dikelola swasta maupun pemerintah.

Sejauh ini sektor wisata masih menjadi penyumbang PAD terbesar bagi Kota Bogor. Pads tahun 2017 total PAD dari sektor wisata sebesar Rp217 miliar.

Di tingkat Jawa Barat, Kota Bogor termasuk salah satu daerah prioritas untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara bersama Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bogor.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018