Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengklaim sekitar 1.000 korban relokasi Kalijodo, Jakarta, yang kini menghuni Rumah Susun Marunda mulai mengalami perubahan perilaku ke arah positif.
"Selama ini transaksi narkotika, juga masalah-masalah sosial lain menjadi sesuatu yang lumrah di Rusun Marunda," kata Kepala Bidang Partisipasi Organisasi Keagamaan pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dodi M Hidayat.
Hal itu dikatakannya saat menghadiri agenda pelantikan Forum Puspa Kota dan Kabupaten Bekasi di Hotel Citra Inn, Minggu.
Dalam pemaparannya Dodi mengatakan, Rusun Marunda dihuni ribuan kepala keluarga yang merupakan korban relokasi Kalijodo sejak 2016 yang kini rentan terpengaruh perilaku negatif.
Kondisi tersebut mengundang keprihatinan dari kalangan akademisi Universitas Muhammadyah Prof Dr Hamka yang lantas menerjunkan mahasiswanya ke Rusun Marunda melalui program Kuliah Kerja Nyata.
"Perubahan mulai tampak, anak-anak rutin mengaji setiap Maghrib sehingga terjauh dari bahaya narkotika," katanya.
Namun begitu program KKN mahasiswa selesai, kehidupan Rusun Marunda kembali seperti semula dan terus berulang setiap kali mahasiswa KKN dikirim selama empat tahun.
"Setelah dievaluasi, akhirnya berbagai lembaga dilibatkan untuk sama-sama menangani permasalahan tersebut. Mulai dari organisasi keagamaan lintas agama, pengusaha, dan lainnya," katanya.
Sinergi berbagai lembaga tersebut membuahkan hasil nyata hanya dalam waktu delapan bulan.
Para bandar narkoba pun ikut tersentuh program dengan melibatkan mereka dalam kegiatan bermusik, baik band juga marching band.
"Karena bandarnya tidak lagi beraksi, peredaran narkotika menurun. Para wanitanya pun aktif juga mengikuti kegiatan qasidahan juga memasak. Inilah bukti nyata bahwa sinergi banyak lembaga akan lebih efektif menyelesaikan masalah yang dihadapi," katanya.
Pola sinergi demikianlah, yang dipesankan Dodi harus bisa diadaptasi di Forum Puspa di Bekasi.
"Namun tentunya agar kerja lebih efektif, setelah terbentuk, baiknya Forum Puspa segera memetakan masalah di wilayahnya masing-masing agar nantinya bisa disusun langkah kerja berikut tujuan yang ingin dicapainya," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Forkomwil Puspa Jabar Ratnaningsih mengatakan pascapembentukan, Forum Puspa di Kota dan Kabupaten Bekasi baiknya segera menggelar rapat kerja untuk perumusan program.
"Karena terbentuk lebih dulu, tentunya Forum Puspa di Kota dan Kabupaten Bekasi bisa bergerak lebih dulu. Adapun untuk wilayah lain di Jabar, kami targetkan semuanya bisa terbentuk tahun ini," katanya.
Kota dan Kabupaten Bekasi menjadi daerah yang pertama kali membentuk Forum Puspa di Jawa Barat. Kehadiran Forum Puspa diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang kerap dihadapi perempuan juga anak dengan lebih efektif.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Selama ini transaksi narkotika, juga masalah-masalah sosial lain menjadi sesuatu yang lumrah di Rusun Marunda," kata Kepala Bidang Partisipasi Organisasi Keagamaan pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dodi M Hidayat.
Hal itu dikatakannya saat menghadiri agenda pelantikan Forum Puspa Kota dan Kabupaten Bekasi di Hotel Citra Inn, Minggu.
Dalam pemaparannya Dodi mengatakan, Rusun Marunda dihuni ribuan kepala keluarga yang merupakan korban relokasi Kalijodo sejak 2016 yang kini rentan terpengaruh perilaku negatif.
Kondisi tersebut mengundang keprihatinan dari kalangan akademisi Universitas Muhammadyah Prof Dr Hamka yang lantas menerjunkan mahasiswanya ke Rusun Marunda melalui program Kuliah Kerja Nyata.
"Perubahan mulai tampak, anak-anak rutin mengaji setiap Maghrib sehingga terjauh dari bahaya narkotika," katanya.
Namun begitu program KKN mahasiswa selesai, kehidupan Rusun Marunda kembali seperti semula dan terus berulang setiap kali mahasiswa KKN dikirim selama empat tahun.
"Setelah dievaluasi, akhirnya berbagai lembaga dilibatkan untuk sama-sama menangani permasalahan tersebut. Mulai dari organisasi keagamaan lintas agama, pengusaha, dan lainnya," katanya.
Sinergi berbagai lembaga tersebut membuahkan hasil nyata hanya dalam waktu delapan bulan.
Para bandar narkoba pun ikut tersentuh program dengan melibatkan mereka dalam kegiatan bermusik, baik band juga marching band.
"Karena bandarnya tidak lagi beraksi, peredaran narkotika menurun. Para wanitanya pun aktif juga mengikuti kegiatan qasidahan juga memasak. Inilah bukti nyata bahwa sinergi banyak lembaga akan lebih efektif menyelesaikan masalah yang dihadapi," katanya.
Pola sinergi demikianlah, yang dipesankan Dodi harus bisa diadaptasi di Forum Puspa di Bekasi.
"Namun tentunya agar kerja lebih efektif, setelah terbentuk, baiknya Forum Puspa segera memetakan masalah di wilayahnya masing-masing agar nantinya bisa disusun langkah kerja berikut tujuan yang ingin dicapainya," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Forkomwil Puspa Jabar Ratnaningsih mengatakan pascapembentukan, Forum Puspa di Kota dan Kabupaten Bekasi baiknya segera menggelar rapat kerja untuk perumusan program.
"Karena terbentuk lebih dulu, tentunya Forum Puspa di Kota dan Kabupaten Bekasi bisa bergerak lebih dulu. Adapun untuk wilayah lain di Jabar, kami targetkan semuanya bisa terbentuk tahun ini," katanya.
Kota dan Kabupaten Bekasi menjadi daerah yang pertama kali membentuk Forum Puspa di Jawa Barat. Kehadiran Forum Puspa diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang kerap dihadapi perempuan juga anak dengan lebih efektif.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018