Cikarang, Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengaku tengah fokus melakukan pembebasan tanah sejumlah proyek strategis nasional yang melintasi wilayahnya.

"Kabupaten Bekasi sepertinya menjadi daerah paling sibuk membangun dalam beberapa tahun ke depan. Bagaimana tidak, sedikitnya ada tujuh proyek strategis nasional bakal dibangun di daerah yang dikenal sebagai kota jawara ini," kata Kepala Kantor BPN Kabupaten Bekasi Deni Santo di Cikarang, Kamis.

Deni menyebut ketujuh proyek tersebut di antaranya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek, pembangunan jalur laut Cikarang-Tanjung Priok, dua pembangunan ruas jalan tol, serta dua proyek pembangkit listrik yang semakin membuktikan kebenaran prediksi penyatuan dua megapolitan yakni Jabodetabek dan Bandung Raya.

"Prediksi itu memang betul karena rata-rata proyeknya jalan mengarah ke timur. Kesibukan itu mulai terjadi, namun kesibukan awal yakni pengadaan tanahnya yang bakal digunakan untuk pembangunan," katanya.

Menurut Deni dengan adanya proyek pembangunan berskala nasional tersebut menjadikan tanah di Kabupaten Bekasi sangat dibutuhkan. Maka dari itu pihaknya kini tengah bekerja ekstra keras agar kebutuhan tanah dapat tercukupi.

"Kebutuhan tanah ini yang memang sedang kami kejar. Bagaimana tanah bisa dibebaskan namun juga dapat memberikan kesejahteraan bagi si pemilik lahan," katanya.

Dia menjelaskan sedikitnya memerlukan 6.000 – 7.000 bidang tanah untuk membangun ketujuh proyek tersebut. Mayoritas tanah dibutuhkan untuk membangun ruas tol baru yakni Cimanggis-Cibitung-Cilincing (Cibicil) yang dibagi atas dua sesi yakni Cimanggis-Cibitung (Cimaci) dan Cibitung-Cilincing (Cibici) dengan kebutuhan lahan mencapai 4.500 bidang.

"Pembebasan lahan untuk dua proyek tersebut tengah dalam proses. Karena rencananya sudah ada, dan titik mana saja yang akan dibebaskan maka semuanya sudah dalam proses pembebasan," katanya.

Kemudian proyek yang membutuhkan tanah yakni Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), membutuhkan tanah sebanyak 517 bidang. Berbeda dengan dua ruas tol sebelumnya pembebasan tanah untuk proyek ini telah dilakukan lebih dulu bahkan beberapa titik prioritas telah dibebaskan sehingga pekerjaan konstruksi sudah dapat dilakukan.

"Titik prioritas ini ditetapkan karena di titik ini proses pembangunannya memerlukan waktu yang relatif lebih lama, maka dari itu perlu dibebaskan lebih awal karena akan dibangun lebih awal. Seperti untuk fondasi trase KCJB (jembatan) yang melintasi kawasan pemukiman, jalan arteri atau sungai," katanya.

Di Kabupaten Bekasi kereta cepat akan masuk dari Bekasi Timur melintasi Tambun dengan jalur sejajar dengan Jalan Tol Jakarta–Cikampek, kemudian memasuki kawasan Cikarang Pusat, kereta berbelok ke arah selatan menuju stasiun pemberhentian di Karawang. Proses pembebasan lahan tengah dilakukan pada lahan milik kawasan industri. Berbeda dengan milik masyarakat, pembebasan lahan di kawasan industri terbilang lebih rumit.

"Jadi seperti di Lippo, mereka mengajukan prasyarat apakah kereta yang nanti melintas akan bising sehingga mengganggu, kemudian di Deltamas mereka menanyakan bagaimana jalur kereta cepat, apakah dapat mengubah masterplan mereka. Memang lebih rumit, karena mereka punya rencana bagi kawasannya. Kalau masyarakat umum relatif lebih sederhana, setelah harga disepakati, tanah dapat dibebaskan," katanya.

Kemudian proyek pembangunan LRT Jabodebek yang memerlukan lahan sebanyak 160 bidang. Lahan ini diprioritaskan di Tambun Selatan karena akan dibangun depo LRT. Selanjutnya dua proyek listrik yakni pembangunan instalasi listrik berskala besar hingga 500 kilo volt yang akan terkoneksi jaringannya hingga Jawa-Bali.

"Ini yang dari Mandiracan Kuningan sampai Cibatu Cikarang. Pembebasan lahannya sudah 100 persen namun informasi dari PLN akan ada penambahan lahan lagi yang dibebaskan," katanya.

Proyek listrik lainnya yakni Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Jawa Satu Power yang akan dibangun di wilayah utara Kabupaten Bekasi meliputi sejumlah Desa di Kecamatan Karangbahagia dimana memerlukan sedikitnya delapan hektar tanah untuk membangun PLTU tersebut dan saat ini proses pembebasannya sudah mencapai 100 persen serta pengurusan hak atas tanahnya sudah mencapai 80 persen.

Proyek terakhir yang akan dibangun di Kabupaten bekasi yakni jalur transportasi air untuk mengangkut peti kemas ekspor impor atau Inland Waterways CBL.

"Ini masih dalam tahap perencanaan di pusat. Nantinya barang dari Tanjung Priok atau sebaliknya ke Cikarang dapat menggunakan jalur CBL, keluar ke Muaragembong, Tarumajaya kemudian keluar ke laut langsung ke Tanjung Priok," katanya.

Deni melanjutkan ketujuh proyek ini di antaranya akan dibangun secara bersamaan. Maka dari itu, proses pembebasan lahannya terus dilakukan.

"Memang dari banyaknya proyek ini menjadi pekerjaan tersendiri bagi kami. Namun demikian untuk memperlancar proyek tersebut, masyarakat selaku pemilik lahan baiknya mempersiapkan segala hal, dokumen tentang kepemilikan tanah. Ini tentu akan membantu sekaligus memberi keuntungan bagi masyarakat mendapatkan haknya," katanya. (Advertorial)

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018