Bogor (Antaranews Megapolitan) - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI optimistis meningkatkan produksi gula dan melaksanakan operasinya secara efisien.

"Dari sektor gula, kontribusinya mencapai 22 persen atau kalau dari sisi reveneu tahun 2017 lalu, mampu menyumbang Rp1,7 triliun dari total pendapatan RNI sebesar Rp7 triliun," kata Direktur Utama RNI Didik Prasetyo dalam seminar nasional industri gula di Kota Bogor, Kamis.

Ia menjelaskan RNI adalah BUMN yang bergerak di empat sektor yakni agroindustri, distribusi dan perdagangan, farmasi dan alat kesehatan, serta bisnis terbaru yang sedang dikembangkan bidang properti.

Pada sektor agroindustri, RNI memiliki tiga pabrik gula.

Menurut Didik, dengan kontribusi 22 persen yang disumbang oleh bisnis gula, artinya keberadaan industri gula nasional masih perlu dipertahankan.

"Jadi, kami memandang penting industri gula di RNI agar bisa meningkat terus, supaya kontribusinya semakin baik dan tinggi," katanya.

Ia menambahkan berbagai persoalan yang dihadapi pabrik gula nasional seperti rendahnya harga gula dunia yang mempengaruhi supply dan demand di dalam negeri.

Selama tiga tahun terakhir banyak kemelut terjadi di industri gula nasional, salahnya satunya penjualan gula yang lesu, RNI juga masih menyimpan stok 61 juta ton dari produksi 2017.

"Banyak gula yang dijual dengan harga murah," katanya.

RNI menggandeng IPB dalam bidang pendidikan dan penelitian untuk membantu industri gula nasional memiliki daya saing terutama menghadapi revolusi industri 4.0.

"Perlu kreativitas baik itu inovasi dan teknologi, supaya bisa menghasilkan solusi yang integratif," katanya.

Rektor IPB Dr Arif Satria menyampaikan dalam presentasinya bahwa strategi peningkatan daya?saing industri gula di era industri 4.0 dapat dilakukan melalui inovasi teknologi informasi dan komunikasi (ICT) pada berbagai aspek di industri gula, mulai dari aspek produksi, keterkaitan rantai supply, investasi, hingga ke aspek penelitian terintegrasi dan peningkatan kapasitas.

Selain itu, karena permasalahan industri gula lebih pada?sosial, maka yang diperlukan ialah edukasi melalui pendampingan petani.

"Apabila revolusi industri 4.0 diimplementasikan oleh industri gula nasional, maka harus dibarengi dengan peningkatan kapasitas petani sehingga bisa saling mendukung," kata Arif.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018