Bogor (Antaranews Megapolitan) - Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian (TIN-Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Seminar Nasional Agroindustri 2018 bertajuk ‘Inovasi Agroindustri Menghadapi Era Industri 4.0’, Kamis (26/7), di IPB International Convention Center (IICC). Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan   Fakultas Teknologi Pertanian,(Fateta IPB), Prof. Dr. Slamet Budiyanto mengatakan, dengan tema tersebut diharapkan mendorong para peserta untuk  terus berinovasi, agar  terjadi pergeseran yang berbasis kekayaan intelektual menuju industrialisasi.

“Dengan seminar ini diharapkan mendorong mahasiswa dan dosen untuk  tidak berhenti pada perlindungan kekayaan intelektual, akan tetapi dapat mengembangkan inovasinya di dunia nyata dan menjadi media komunikasi. Invensi yang dapat bermuara ke inovasi sangatlah penting untuk meningkatkan daya saing bangsa,” ucap Prof. Slamet.

Konsekuensinya perguruan tinggi harus mampu menghasilkan sumberdaya manusia dan inovasi yang memungkinkan dibangunnya sistem agroindustri inovatif serta berkelanjutan. Memasuki era agroindustri 4.0, diperlukan kemampuan teknologi internet of things termasuk dalam mengintegrasikan komponen-komponen sistem agroindustri, kemampuan pemanfaatan teknologi digital (e-smart) untuk peningkatan produktivitas. Selain itu, perlu efisiensi big data dan otomatisasi sistem industri yang dapat mengoptimalkan penjadwalan produksi dan rantai pasok berdasarkan kebutuhan pemasok, pelanggan, ketersediaan mesin dan kendala biaya.

“Salah satu strategi pemerintah Indonesia dalam menghadapi era industri 4.0 adalah melalui pengembangan inovasi teknologi melalui pengembangan start up dengan memfasilitasi tempat inkubasi bisnis,” jelasnya.  

Rektor IPB, Dr. Arif Satria menyampaikan, “Selamat kepada Departemen Teknologi Industri Pertanian yang telah menggelar Seminar Nasional Agroindustri 2018 yang bertema ‘Inovasi Agroindustri menghadapi Era Industri 4.0’. Ketika kita bicara agroindustri tidak semata-mata kita bicara produk. Akan tetapi kita juga harus bicara ekosistem. Apabila kita tidak mampu memahami ekosistem dengan baik kita akan kesulitan.”

Rektor IPB menyampaikan di industri 4.0, tuntutan terhadap trust semakin tinggi. “Di era disrupsi segala sesuatu berubah cepat. Penuh ketidakpastian. Kita bisa membeli rating untuk menjamin trust. Di era ini semua sudah transparan.” Menurut Rektor  IPB bisnis masa depan tidak semata-mata  bisnis digital tapi juga kepercayaan.

Selain itu Rektor IPB mengatakan, saat ini inovasi tidak hanya product base akan tetapi   platform base. Sehingga yang terjadi saat ini adalah persaingan antar platform. Semakin banyak orang yang menawarkan platform.
“IPB selalu berusaha selalu terdepan. Ekosistem baru mengharapkan inovasi up to date. Kita menyesuaikan pada platform baru. IPB terus menciptakan iklim inovasi baru, metode-metode pengajaran baru dan diharapkan sepuluh persen berbasis online,” kata Rektor IPB.

Terkait peran Agroindustri  Prof. Suprihatin, Ketua Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB, menyampaikan bahwa agroindustri dapat menjadi wahana proses pembentukan nilai tambah hasil pertanian dan dapat berperan sebagai penghubung kegiatan produksi dan pemasaran produk pertanian di Indonesia. In berarti pengembangan agroindustri perlu diarahkan untuk memadukan aspek hulu dan hilir dalam sistem agribisnis secara berkesinambungan. Selain sebagai sumber devisa negara, pengembangan agroindustri ini secara langsung dapat memperluas lapangan kerja yang membentuk sumber dana
salah satu ujung tombak pembangunan ekonomi daerah.

Agroindustri mampu menghasilakan produk ramah lingkungan (biodegradable, reuseable, recycleable dan durable), mensubsitusi bahan dan energi tak-terbarukan, menghindari atau meminimumkan penggunaan bahan kimia toksik, dan meminimumkan emisi (padat, cair dan gas). Potensi ruang penerapan inovasi dan komersialisasi teknologi sangat besar, mencakup teknologi bahan baru (biomaterial, bioproduk), energi baru/terbarukan, teknologi proses dan sistem, dan teknologi pemanfaatan/pengolahan limbah. (dh/ris)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018