Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Pelaku usaha Rumah Pangan Kita (RPK) selaku mitra binaan Perum Bulog dalam pemasaran beras renceng atau saset di Kota Bekasi, Jawa Barat, tengah menyasar konsumen dari kalangan penguni indekos.
"Sejak tiga pekan lalu didrop dari Bulog, sampai sekarang belum satu pun yang laku terjual, sebab konsumen rumah tangga di sini lebih memilih beras Bulog merk `Beraskita` isi 5 kilogram dari pada yang sase," kata penjual di RPK Permata Bekasi, Mami Harini (33).
Mami memanfaatkan teras rumah kakaknya bernama Dwi Ari (37) di Perumahan Rawa Ruko Mas Jalan Permata Raya Nomor 116, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi, sebagai etalase toko sejak Mei 2018.
Pihak Bulog mendistribusikan paket bahan kebutuhan pokok dengan nilai investasi pengusaha RPK Rp5 juta yang meliputi minyak goreng, gula, beras 5 kilogram dan 50 sachet beras yang terbagi atas lima renceng.
"Satu rencengannya isi sepuluh saset yang isinya beras seberat 200 gram produksi Perum Bulog," katanya.
RPK Permata yang berdomisili di tengah-tengah perumahan itu nampak kurang strategis dijangkau masyarakat karena relatif jauh dari jalan utama Rawalumbu.
Mami bersama keluarganya hanya memanfaatkan sebuah spanduk berukuran 3 x 1 meter yang terpasang dipagar rumah untuk memajang gambar produk beras sachet.
Saat Antara berkunjung ke tokonya, tidak nampak seorang pun konsumen yang bertransaksi atau sekadar melihat produk yang terpajang dalam etalase toko.
Beras rencengan pun nampak tidak tersimpan di etalase toko, melainkan di simpan di dalam ruang tamu rumah tersebut.
"Paling anak kosan yang beli, sebab di sini banyak kos-kosan juga. Beras sechet ini memang disiapkan untuk konsumen perorangan dengan harga Rp2.500 per sachet," katanya.
Menurut dia, keuntungan dari masing-masing produk Perum Bulog yang didapat hanya berkisar Rp500 per produk.
"Termasuk beras sachet ini, palingan untungnya cuma Rp500 per buah," katanya.
Dikatakan Mami, Perum Bulog perlu mengintensifkan promosi beras sachet tersebut mengingat pangsa pasar di wilayah perkotaan yang kurang tepat.
"Tetangga saya malah lebih memilih beras 5 kilogram yang harganya Rp61.000 per kemasan atau minyak goreng seharga Rp12.500, daripada beli yang rencengan. Mungkin karena promosinya masih kurang," katanya.
Bagi Mami, usaha penjualan produk Bulog pun dirasa kurang memiliki harga saing dengan produk pasaran yang serupa.
"Rata-rata konsumen saya beranggapan harga sembako Bulog dengan di pasaran tidak jauh berbeda," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Sejak tiga pekan lalu didrop dari Bulog, sampai sekarang belum satu pun yang laku terjual, sebab konsumen rumah tangga di sini lebih memilih beras Bulog merk `Beraskita` isi 5 kilogram dari pada yang sase," kata penjual di RPK Permata Bekasi, Mami Harini (33).
Mami memanfaatkan teras rumah kakaknya bernama Dwi Ari (37) di Perumahan Rawa Ruko Mas Jalan Permata Raya Nomor 116, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi, sebagai etalase toko sejak Mei 2018.
Pihak Bulog mendistribusikan paket bahan kebutuhan pokok dengan nilai investasi pengusaha RPK Rp5 juta yang meliputi minyak goreng, gula, beras 5 kilogram dan 50 sachet beras yang terbagi atas lima renceng.
"Satu rencengannya isi sepuluh saset yang isinya beras seberat 200 gram produksi Perum Bulog," katanya.
RPK Permata yang berdomisili di tengah-tengah perumahan itu nampak kurang strategis dijangkau masyarakat karena relatif jauh dari jalan utama Rawalumbu.
Mami bersama keluarganya hanya memanfaatkan sebuah spanduk berukuran 3 x 1 meter yang terpasang dipagar rumah untuk memajang gambar produk beras sachet.
Saat Antara berkunjung ke tokonya, tidak nampak seorang pun konsumen yang bertransaksi atau sekadar melihat produk yang terpajang dalam etalase toko.
Beras rencengan pun nampak tidak tersimpan di etalase toko, melainkan di simpan di dalam ruang tamu rumah tersebut.
"Paling anak kosan yang beli, sebab di sini banyak kos-kosan juga. Beras sechet ini memang disiapkan untuk konsumen perorangan dengan harga Rp2.500 per sachet," katanya.
Menurut dia, keuntungan dari masing-masing produk Perum Bulog yang didapat hanya berkisar Rp500 per produk.
"Termasuk beras sachet ini, palingan untungnya cuma Rp500 per buah," katanya.
Dikatakan Mami, Perum Bulog perlu mengintensifkan promosi beras sachet tersebut mengingat pangsa pasar di wilayah perkotaan yang kurang tepat.
"Tetangga saya malah lebih memilih beras 5 kilogram yang harganya Rp61.000 per kemasan atau minyak goreng seharga Rp12.500, daripada beli yang rencengan. Mungkin karena promosinya masih kurang," katanya.
Bagi Mami, usaha penjualan produk Bulog pun dirasa kurang memiliki harga saing dengan produk pasaran yang serupa.
"Rata-rata konsumen saya beranggapan harga sembako Bulog dengan di pasaran tidak jauh berbeda," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018