Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Bekasi Kota, Jawa Barat mulai melibatkan pegawai di sejumlah rumah sakit dan klinik rekanan sebagai tenaga rekrutmen kepesertaan?baru.
"Pelibatan pihak eksternal ini untuk mendongkrak angka kepesertaan, utamanya dari sektor informal, yang saat ini masih minim," kata?Kepala Bidang Pelayanan BPJS-TK Bekasi Kota Khomsan Hidayat di Bekasi, Selasa.
Untuk keperluan tersebut, BPJS-TK Cabang Bekasi Kota mengumpulkan tenaga Pusat Pelayanan Kecelakaan Kerja dari 56 rumah sakit dan klinik pengobatan rekanan untuk diberikan sosialisasi.
Dia mengatakan pelibatan para karyawan RS dan klinik tersebut sebagai langkah strategis karena posisi mereka yang dekat dengan sejumlah pelaku usaha dari sektor informal.
"Di sekitar RS atau klinik pasti ada pedagang kaki lima, pemilik kantin, tukang parkir, atau pekerja bukan penerima upah lain yang mungkin belum tersosialisasi seputar manfaat kepesertaan BPJSTK," katanya.
Para karyawan rumah sakit dan klinik yang kali ini mendapatkan sosialisasi akan mengambil peran menyampaikan informasi yang mereka peroleh kepada orang-orang di lingkungan dekatnya tersebut.
Khomsan mengatakan BPJS-TK saat ini memang tengah mengintensifkan penambah kepesertaan baru, khususnya dari kelompok bukan penerima upah, yang kebanyakan masih belum mengetahui informasi seputar BPJS-TK.
"Padahal berdasarkan data nasional, 70 persen pekerja bergerak di sektor informal. Namun, hingga kini kepesertaan BPJS-TK masih didominasi pekerja sektor formal," katanya.
Kondisi tersebut terjadi karena adanya kewajiban bagi perusahaan untuk mengikutsertakan karyawannya menjadi peserta BPJS-TK, sedangkan di lain pihak tidak ada sanksi bagi pekerja sektor informal yang belum terdaftar sebagai peserta.
"Kalaupun sudah ada pekerja informal yang mendaftar, itu karena kesadaran mereka akan pentingnya proteksi diri," katanya.
Kesadaran yang seperti itu tengah dibangun pihaknya melalui pengenalan, penyampaian, dan pemahaman informasi melalui orang-orang terdekat, seperti karyawan RS dan klinik kepada lingkungan sekitarnya.
Kepala Bidang Pemasaran Bukan Penerima Upah BPJS-TK Bekasi Kota Dessy Sriningsih menambahkan para karyawan RS dan klinik yang tertarik merekrut kepesertaan BPJS-TK dari lingkungan sekitarnya, dapat difasilitasi sebagai Penggerak Jaminan Sosial Nasional (Perisai).
"Perisai ini merupakan perpanjangan tangan BPJS-TK dalam merekrut kepesertaan. Mereka tentunya mendapatkan `benefit` dari hasil perekrutan yang dilakukan," ujarnya.
Sebelum mengincar tenaga dari kalangan RS/klinik, BPJS-TK Cabang Bekasi Kota telah memiliki tujuh mitra Perisai perekrut kepesertaan dari sektor informal.
"Jika nantinya ada yang tertarik menjadi mitra Perisai, maka akan menjadi yang pertama asal kalangan RS/klinik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Pelibatan pihak eksternal ini untuk mendongkrak angka kepesertaan, utamanya dari sektor informal, yang saat ini masih minim," kata?Kepala Bidang Pelayanan BPJS-TK Bekasi Kota Khomsan Hidayat di Bekasi, Selasa.
Untuk keperluan tersebut, BPJS-TK Cabang Bekasi Kota mengumpulkan tenaga Pusat Pelayanan Kecelakaan Kerja dari 56 rumah sakit dan klinik pengobatan rekanan untuk diberikan sosialisasi.
Dia mengatakan pelibatan para karyawan RS dan klinik tersebut sebagai langkah strategis karena posisi mereka yang dekat dengan sejumlah pelaku usaha dari sektor informal.
"Di sekitar RS atau klinik pasti ada pedagang kaki lima, pemilik kantin, tukang parkir, atau pekerja bukan penerima upah lain yang mungkin belum tersosialisasi seputar manfaat kepesertaan BPJSTK," katanya.
Para karyawan rumah sakit dan klinik yang kali ini mendapatkan sosialisasi akan mengambil peran menyampaikan informasi yang mereka peroleh kepada orang-orang di lingkungan dekatnya tersebut.
Khomsan mengatakan BPJS-TK saat ini memang tengah mengintensifkan penambah kepesertaan baru, khususnya dari kelompok bukan penerima upah, yang kebanyakan masih belum mengetahui informasi seputar BPJS-TK.
"Padahal berdasarkan data nasional, 70 persen pekerja bergerak di sektor informal. Namun, hingga kini kepesertaan BPJS-TK masih didominasi pekerja sektor formal," katanya.
Kondisi tersebut terjadi karena adanya kewajiban bagi perusahaan untuk mengikutsertakan karyawannya menjadi peserta BPJS-TK, sedangkan di lain pihak tidak ada sanksi bagi pekerja sektor informal yang belum terdaftar sebagai peserta.
"Kalaupun sudah ada pekerja informal yang mendaftar, itu karena kesadaran mereka akan pentingnya proteksi diri," katanya.
Kesadaran yang seperti itu tengah dibangun pihaknya melalui pengenalan, penyampaian, dan pemahaman informasi melalui orang-orang terdekat, seperti karyawan RS dan klinik kepada lingkungan sekitarnya.
Kepala Bidang Pemasaran Bukan Penerima Upah BPJS-TK Bekasi Kota Dessy Sriningsih menambahkan para karyawan RS dan klinik yang tertarik merekrut kepesertaan BPJS-TK dari lingkungan sekitarnya, dapat difasilitasi sebagai Penggerak Jaminan Sosial Nasional (Perisai).
"Perisai ini merupakan perpanjangan tangan BPJS-TK dalam merekrut kepesertaan. Mereka tentunya mendapatkan `benefit` dari hasil perekrutan yang dilakukan," ujarnya.
Sebelum mengincar tenaga dari kalangan RS/klinik, BPJS-TK Cabang Bekasi Kota telah memiliki tujuh mitra Perisai perekrut kepesertaan dari sektor informal.
"Jika nantinya ada yang tertarik menjadi mitra Perisai, maka akan menjadi yang pertama asal kalangan RS/klinik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018