Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan elektabilitas Joko Widodo sebesar 58,2 persen, atau jauh mengungguli Prabowo Subianto sebesar 26,6 persen.
Peneliti LIPI Wawan Ichwanuddin dalam pemaparan survei bertajuk "Partisipasi Politik, Kepemimpinan Nasional, dan Masa Depan Demokrasi" di Jakarta, Kamis, menyebutkan ada berbagai simulasi dalam survei tersebut.
Misalnya, dengan pertanyaan tertutup apabila Pilpres 2019 diikuti tiga nama, elektabilitas Jokowi sebesar 57,4 persen, Prabowo Subianto 25,8 persen, dan Gatot Nurmantyo 4,9 persen.
Pilpres 2019 diikuti lima nama, misalnya, elektabilitas Jokowi sebesar 55 persen, Prabowo Subianto 22,9 persen, Gatot Nurmantyo 4,3 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,1 persen, dan Anies Baswedan 3,2 persen.
Sementara itu, pilihan capres dengan pertanyaan terbuka, Jokowi memperoleh 45 persen, Prabowo Subianto 17 persen, dan Gatot Nurmantyo 1 persen.
Peneliti senior LIPI Syamsuddin Haris mengatakan bahwa elektabilitas Jokowi sebesar 58 persen tersebut karena tingkat kepuasan publik cukup tinggi terhadap kinerja Jokowi sebagai presiden.
Ia menilai tingkat elektabilitas tersebut masih dalam kadar yang aman apabila Pilpres 2019 hanya diikuti dua calon.
"Namun, kalau kontestasi Pilpres diikuti tiga pasangan calon, tingkat elektabilitas Jokowi sebesar 58 persen tersebut belum aman karena ada kemungkinan dukungan terpecah," ujarnya.
Menurut dia, Pilpres 2019 akan diikuti dua atau tiga pasangan calon presiden/wapres masih menunggu sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena terlihat berkeinginan memajukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres.
Survei tersebut dilakukan pada 26 April s.d. 9 Mei 2018 di seluruh provinsi dengan responden sebanyak 2.100 orang yang telah memiliki hak pilih.
Metodologi survei menggunakan "multistage random sampling" dengan "margin of error 2,14 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Peneliti LIPI Wawan Ichwanuddin dalam pemaparan survei bertajuk "Partisipasi Politik, Kepemimpinan Nasional, dan Masa Depan Demokrasi" di Jakarta, Kamis, menyebutkan ada berbagai simulasi dalam survei tersebut.
Misalnya, dengan pertanyaan tertutup apabila Pilpres 2019 diikuti tiga nama, elektabilitas Jokowi sebesar 57,4 persen, Prabowo Subianto 25,8 persen, dan Gatot Nurmantyo 4,9 persen.
Pilpres 2019 diikuti lima nama, misalnya, elektabilitas Jokowi sebesar 55 persen, Prabowo Subianto 22,9 persen, Gatot Nurmantyo 4,3 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,1 persen, dan Anies Baswedan 3,2 persen.
Sementara itu, pilihan capres dengan pertanyaan terbuka, Jokowi memperoleh 45 persen, Prabowo Subianto 17 persen, dan Gatot Nurmantyo 1 persen.
Peneliti senior LIPI Syamsuddin Haris mengatakan bahwa elektabilitas Jokowi sebesar 58 persen tersebut karena tingkat kepuasan publik cukup tinggi terhadap kinerja Jokowi sebagai presiden.
Ia menilai tingkat elektabilitas tersebut masih dalam kadar yang aman apabila Pilpres 2019 hanya diikuti dua calon.
"Namun, kalau kontestasi Pilpres diikuti tiga pasangan calon, tingkat elektabilitas Jokowi sebesar 58 persen tersebut belum aman karena ada kemungkinan dukungan terpecah," ujarnya.
Menurut dia, Pilpres 2019 akan diikuti dua atau tiga pasangan calon presiden/wapres masih menunggu sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena terlihat berkeinginan memajukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres.
Survei tersebut dilakukan pada 26 April s.d. 9 Mei 2018 di seluruh provinsi dengan responden sebanyak 2.100 orang yang telah memiliki hak pilih.
Metodologi survei menggunakan "multistage random sampling" dengan "margin of error 2,14 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018