Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Mobil yang menggunakan tenaga listrik adalah kendaraan masa depan sehingga berbagai pihak di Indonesia juga harus segera bersiap-siap baik dari segi teknologi maupun aplikasi bisnis ke depannya.
"(Kendaraan listrik) ini adalah suatu keniscayaan," kata Ketua Umum Gabungan Agen Tunggal Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, hal yang perlu diperhatikan untuk kendaraan listrik adalah teknologi baterainya.
Ia memaparkan, dari penjualan sekitar 90 juta kendaraan per tahun di seluruh dunia, maka saat ini sekitar 0,05 persennya sudah termasuk kendaraan listrik atau hibrida-listrik.
Meski harga kendaraan listrik pada saat ini masih terbulang sangat mahal, bukan tidak mungkin bahwa pada masa mendatang harganya bisa lebih terjangkau.
Yohanes menganalogikannya dengan telepon seluler yang bila pada dekade 1990-an masih sangat mahal dan hanya segelintir orang yang memilikinya.
Namun, lanjutnya, pada saat ini terbukti dengan harga yang semakin terjangkau imbas dari kompetisi dari banyak produk yang membanjiri pasar, maka setiap orang dapat dikatakan saat ini telah memiliki telepon seluler.
Ketum Gaikindo juga tidak menginginkan ada gebrakan kebijakan yang bisa menghambat perkembangan industri otomotif ke depannya, tetapi sebaiknya dilakukan dengan cara-cara yang normal atau alamiah yang diserahkan kepada konsumen.
Sementara itu, pengamat ekonomi UI, Faisal Basri juga sepakat bahwa mobil listrik harus segera diantisipasi perkembangannya karena telah banyak negara yang melakukannya.
"Mobil listrik sudah bukan perdebatan lagi, tetapi pilihan masa depan," kata Faisal Basri.
Faisal mencontohkan, sejumlah negara seperti Norwegia, Prancis dan Inggris telah mencanangkan target dari peralihan kendaraan yang menggunakan energi fosil menuju kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Ia menuturkan bahwa hampir 80 persen dari pasar kendaraan global telah mendorong untuk menuju dihapuskannya mobil ber-BBM dan menggantikannya untuk mengadopsi kendaraan listrik.
Asumsinya, menurut dia, pada tahun 2040 nanti jumlah penjualan kendaraan baru di tingkat global sudah akan lebih banyak kendaraan listrik yang dijual dibanding kendaraan konvensional.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"(Kendaraan listrik) ini adalah suatu keniscayaan," kata Ketua Umum Gabungan Agen Tunggal Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, hal yang perlu diperhatikan untuk kendaraan listrik adalah teknologi baterainya.
Ia memaparkan, dari penjualan sekitar 90 juta kendaraan per tahun di seluruh dunia, maka saat ini sekitar 0,05 persennya sudah termasuk kendaraan listrik atau hibrida-listrik.
Meski harga kendaraan listrik pada saat ini masih terbulang sangat mahal, bukan tidak mungkin bahwa pada masa mendatang harganya bisa lebih terjangkau.
Yohanes menganalogikannya dengan telepon seluler yang bila pada dekade 1990-an masih sangat mahal dan hanya segelintir orang yang memilikinya.
Namun, lanjutnya, pada saat ini terbukti dengan harga yang semakin terjangkau imbas dari kompetisi dari banyak produk yang membanjiri pasar, maka setiap orang dapat dikatakan saat ini telah memiliki telepon seluler.
Ketum Gaikindo juga tidak menginginkan ada gebrakan kebijakan yang bisa menghambat perkembangan industri otomotif ke depannya, tetapi sebaiknya dilakukan dengan cara-cara yang normal atau alamiah yang diserahkan kepada konsumen.
Sementara itu, pengamat ekonomi UI, Faisal Basri juga sepakat bahwa mobil listrik harus segera diantisipasi perkembangannya karena telah banyak negara yang melakukannya.
"Mobil listrik sudah bukan perdebatan lagi, tetapi pilihan masa depan," kata Faisal Basri.
Faisal mencontohkan, sejumlah negara seperti Norwegia, Prancis dan Inggris telah mencanangkan target dari peralihan kendaraan yang menggunakan energi fosil menuju kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Ia menuturkan bahwa hampir 80 persen dari pasar kendaraan global telah mendorong untuk menuju dihapuskannya mobil ber-BBM dan menggantikannya untuk mengadopsi kendaraan listrik.
Asumsinya, menurut dia, pada tahun 2040 nanti jumlah penjualan kendaraan baru di tingkat global sudah akan lebih banyak kendaraan listrik yang dijual dibanding kendaraan konvensional.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018