Kementerian Perindustrian RI mendorong industri semen nasional memperkuat pasar ekspor dan mengembangkan produk ramah lingkungan guna mengatasi kelebihan kapasitas produksi (oversupply) yang masih membayangi sektor tersebut.
Hal itu disampaikan Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier dalam kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke pabrik PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
Menurut Taufiek, kapasitas produksi semen nasional saat ini mencapai 121,6 juta ton, namun permintaan hanya sekitar 70 juta ton. Selisih sebesar 50 juta ton menyebabkan utilisasi pabrik rendah dan investasi menjadi kurang efisien.
“Ini tantangan serius bagi industri. Kalau dibiarkan, akan menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat,” ujar Taufiek.
Baca juga: Kemenperin sebut kampus punya peran wujudkan industri hijau
Baca juga: Wamenperin Faisol Riza ajak Suzuki turut ambil andil dalam proyek mobnas
Ia menilai pengendalian kapasitas perlu dilakukan, termasuk melalui kebijakan moratorium izin industri semen baru di wilayah-wilayah yang telah jenuh pasarnya.
Kementerian juga mendorong optimalisasi ekspor ke pasar internasional. Sejumlah produsen seperti Semen Indonesia Group (SIG) telah menjangkau Australia, Oceania, hingga Amerika Serikat melalui kerja sama internasional.
Selain itu, produk ramah lingkungan menjadi fokus pengembangan. Negara-negara tujuan ekspor mulai menerapkan carbon tax dan standar green product yang wajib dipenuhi.
“Penguatan TKDN juga jadi prioritas. Saat ini produk semen dalam negeri sudah mencapai kandungan lokal 60–70 persen,” kata Taufiek.
Ia berharap kunjungan kerja ini menghasilkan masukan konkret bagi kebijakan industri yang berdaya saing dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025