Bogor (Antaranews Megapolitan) - Pusat Studi Biofarmaka Tropika (Trop BRC) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB menggelar pelatihan Thin Layer Chromatography (TLC) Fingerprint Analysis untuk identifikasi, diskriminasi dan autentikasi tumbuhan obat. Kegiatan ini diikuti 15 peserta dari perguruan tinggi, swasta, maupun lembaga pemerintah dan bertempat di Kampus IPB Taman Kencana, Bogor. Kegiatan dihelat 2 hari, (8-9/5).
Kepala Laboratorium Trop BRC, Rudi Heryanto, S.Si, M.Si mengatakan, tujuan kegiatan ini agar peserta memperoleh pengetahuan mengenai pengembangan metode fingerprint analysis berbasis TLC. Menurutnya, “Metode TLC fingerprint analysis atau disebut sebagai kromatografi lapis tipis tepat diperlukan untuk mencegah terjadinya pencampuran atau pemalsuan dan kesalahan identifikasi untuk menjamin kualitas, keamanan, dan khasiat obat herbal dari hulu ke hilir,” tuturnya.
Ia menambahkan, analisis sidik jari (fingerprint analysis) menggunakan TLC dapat menjadi pilihan atraktif dalam mengembangkan metode autentikasi tumbuhan obat. TLC fingerpint analysis cukup sederhana dan cepat, namun telah dapat memberikan profil suatu tumbuhan obat dengan komprehensif.
Pendekatan TLC analysis merupakan teknik analisis yang akhir-akhir ini banyak digunakan sebagai metode kendali mutu obat herbal. Pendekatan dengan pola sidik jari kimia lebih populer karena menekankan profil total komponen kimia tanaman obat dan bentuk turunannya yang merupakan campuran dari ratusan jenis komponen kimia. Telah diketahui bahwa komposisi (jenis dan jumlah) komponen kimia yang dimiliki suatu tumbuhan obat bersifat khas.
Lebih lanjut Rudi mengatakan, efek farmakologi suatu tumbuhan obat merupakan kerja sinergi dari komponen di dalamnya. Sidik jari kromatografi merupakan salah satu cara dalam memprofilkan keseluruhan komponen karena dapat menggambarkan kompleksitas komponen dalam tanaman obat.
"Teknik ini membantu peserta mengidentifikasi obat herbal yang asli dan palsu," kata Rudi.
Pelatihan ini menghadirkan tiga narasumber dari Trop BRC LPPM IPB diantaranya: Kepala Laboratorium Trop BRC, Rudi Heryanto, M.Si, Sekretaris Teknis Trop BRC, Dr. Mohamad Rafi, Sekretaris Divisi Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Pasar Biofarmaka Trop BRC, Dr. Wulan Tri Wahyuni. (Awl/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Kepala Laboratorium Trop BRC, Rudi Heryanto, S.Si, M.Si mengatakan, tujuan kegiatan ini agar peserta memperoleh pengetahuan mengenai pengembangan metode fingerprint analysis berbasis TLC. Menurutnya, “Metode TLC fingerprint analysis atau disebut sebagai kromatografi lapis tipis tepat diperlukan untuk mencegah terjadinya pencampuran atau pemalsuan dan kesalahan identifikasi untuk menjamin kualitas, keamanan, dan khasiat obat herbal dari hulu ke hilir,” tuturnya.
Ia menambahkan, analisis sidik jari (fingerprint analysis) menggunakan TLC dapat menjadi pilihan atraktif dalam mengembangkan metode autentikasi tumbuhan obat. TLC fingerpint analysis cukup sederhana dan cepat, namun telah dapat memberikan profil suatu tumbuhan obat dengan komprehensif.
Pendekatan TLC analysis merupakan teknik analisis yang akhir-akhir ini banyak digunakan sebagai metode kendali mutu obat herbal. Pendekatan dengan pola sidik jari kimia lebih populer karena menekankan profil total komponen kimia tanaman obat dan bentuk turunannya yang merupakan campuran dari ratusan jenis komponen kimia. Telah diketahui bahwa komposisi (jenis dan jumlah) komponen kimia yang dimiliki suatu tumbuhan obat bersifat khas.
Lebih lanjut Rudi mengatakan, efek farmakologi suatu tumbuhan obat merupakan kerja sinergi dari komponen di dalamnya. Sidik jari kromatografi merupakan salah satu cara dalam memprofilkan keseluruhan komponen karena dapat menggambarkan kompleksitas komponen dalam tanaman obat.
"Teknik ini membantu peserta mengidentifikasi obat herbal yang asli dan palsu," kata Rudi.
Pelatihan ini menghadirkan tiga narasumber dari Trop BRC LPPM IPB diantaranya: Kepala Laboratorium Trop BRC, Rudi Heryanto, M.Si, Sekretaris Teknis Trop BRC, Dr. Mohamad Rafi, Sekretaris Divisi Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Pasar Biofarmaka Trop BRC, Dr. Wulan Tri Wahyuni. (Awl/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018