Bekasi, 25/1 (ANTARA) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menyatakan Perumahan Pondok Gede Permai, Kecamatan Jatiasih yang dihuni oleh 1.200 kepala keluarga sudah tidak bisa lagi diselamatkan dari banjir luapan Kali Bekasi.

"Sudah tidak ada upaya lain lagi untuk menyelamatkan kawasan itu dari banjir karena letaknya yang memang berada di daerah penampungan air," kata Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Dadang Hidayat, di Bekasi, Kamis.

Menurut dia, Pemerintah Kota Bekasi belum pernah menerima pengajuan izin analisis dampak lingkungan dari pengembang perumahan yang sudah berdiri sejak 1990 itu.

"Sejak berdirinya perumahan PGP, kami belum pernah sama sekali menerima permohonan izin dari pengembang," katanya.

Menurut dia, kawasan itu rutin didatangi banjir setiap lima tahun sekali dengan ketinggian mencapai lebih dari 4 meter.

"Kalau tidak bulan Januari, biasanya Februari setiap lima tahun sekali. Luapan Kali Bekasi di lokasi itu bisa merendam rumah warga setinggi atap rumah," katanya.

Kejadian itu, kata dia, wajar terjadi mengingat kawasan perbatasan Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu menjadi titik pertemuan antara aliran Sungai Cikeas dan Cileungsi tepat di atas pemukiman warga.

Menurut dia, berbagai upaya telah dilakukan Pemkot Bekasi melalui peninggian tanggul hingga normalisasi kali. Namun, sia-sia mengingat lokasinya yang tidak strategis.

"Sudah berulang kali tanggulnya jebol. Kalau tidak jebol, air rembes dari dalam tanah," katanya.

Pihaknya menyarankan agar lokasi itu dibebaskan oleh Pemkot Bekasi untuk dimanfaatkan sebagai lahan resapan yang berguna untuk tempat wisata air dan sejenisnya.

"Kalau bisa dibebaskan saja dan lahannya dimanfaatkan untuk sesuatu yang memang sesuai dengan peruntukannya," katanya.




Andi F

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013