Cikarang, Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Kampung Gabus Desa Srijaya Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dikenal sebagai kampung pemasok timun suri Jawa Barat, karena warga setempat mempunyai budaya bertani timun suri sudah puluhan tahun.
"Di sini (Gabus), setiap mau masuk bulan puasa, lahan yang sebelumnya ditanam padi beralih fungsi menjadi kebun timun suri," kata petani penggarap setempat Sanih di Cikarang, Rabu.
Sanih mengatakan sudah menjadi tradisi setiap bulan puasa di sisi jalan raya utama kampung yakni jalan Haji Nausan selalu ramai dengan penjual timun suri.
Sanih menjelaskan aktiVitas perdagangan timun suri di wilayahnya mencakup area yang relatif luas, tidak hanya sebatas Kabupaten Bekasi saja namun hingga ke Provinsi Jawa Barat.
"Setiap tahunnya kita memang selalu menjadi pemasok timun suri terbesar di Provinsi Jawa Barat," katanya.
Bahkan sejumlah pemborong dari Cakung, Kramat Jati, Klender, Brebes, Tegal dan sejumlah kota di pulau Jawa lainnya kerap datang ke wilayahnya untuk membeli timun suri dalam jumlah besar.
"Kalau beli borongan harganya Rp4.000 sampai Rp5.000 perkilogram. Biasanya pembeli dari luar kota paling sedikit beli 5 kuintal, ada juga yang sampai 1 ton," katanya.
Kondisi itu berimbas pada peningkatan perekonomian warga setempat khususnya dalam hal penjualan timun suri, seperti yang dialami Kumis.
"Sampai puasa hari ke tujuh ini alhamdulilah hampir tembus Rp7 juta," kata Kumis di Cikarang, Rabu.
Kumis mengatakan setiap tahun saat memasuki bulan ramadhan dirinya mampu mendapat omzet mencapai Rp1 juta setiap hari.
"Kalau di luar Ramadhan untuk memperoleh Rp50.000 saja setiap harinya sudah bagus," katanya.
Kumis menjual timun suri hasil panennya senilai Rp7.000 perkilogram dan Rp5.000 perkilo jika dibeli secara borongan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Di sini (Gabus), setiap mau masuk bulan puasa, lahan yang sebelumnya ditanam padi beralih fungsi menjadi kebun timun suri," kata petani penggarap setempat Sanih di Cikarang, Rabu.
Sanih mengatakan sudah menjadi tradisi setiap bulan puasa di sisi jalan raya utama kampung yakni jalan Haji Nausan selalu ramai dengan penjual timun suri.
Sanih menjelaskan aktiVitas perdagangan timun suri di wilayahnya mencakup area yang relatif luas, tidak hanya sebatas Kabupaten Bekasi saja namun hingga ke Provinsi Jawa Barat.
"Setiap tahunnya kita memang selalu menjadi pemasok timun suri terbesar di Provinsi Jawa Barat," katanya.
Bahkan sejumlah pemborong dari Cakung, Kramat Jati, Klender, Brebes, Tegal dan sejumlah kota di pulau Jawa lainnya kerap datang ke wilayahnya untuk membeli timun suri dalam jumlah besar.
"Kalau beli borongan harganya Rp4.000 sampai Rp5.000 perkilogram. Biasanya pembeli dari luar kota paling sedikit beli 5 kuintal, ada juga yang sampai 1 ton," katanya.
Kondisi itu berimbas pada peningkatan perekonomian warga setempat khususnya dalam hal penjualan timun suri, seperti yang dialami Kumis.
"Sampai puasa hari ke tujuh ini alhamdulilah hampir tembus Rp7 juta," kata Kumis di Cikarang, Rabu.
Kumis mengatakan setiap tahun saat memasuki bulan ramadhan dirinya mampu mendapat omzet mencapai Rp1 juta setiap hari.
"Kalau di luar Ramadhan untuk memperoleh Rp50.000 saja setiap harinya sudah bagus," katanya.
Kumis menjual timun suri hasil panennya senilai Rp7.000 perkilogram dan Rp5.000 perkilo jika dibeli secara borongan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018