Bogor (Antaranews Megapolitan) - Salah satu isu strategis di dunia kedokteran hewan adalah soal deteksi penyakit. Diagnosa seorang dokter hewan terhadap suatu penyakit dan apa penyebab penyakit tersebut menjadi sebuah aktivitas penting. Uji diagnosis terhadap penyebab penyakit menjadi perhatian Pusat Studi Satwa Primata Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PSSP LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan menyelenggarakan workshop dengan mengusung tema, “Aplikasi Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk Uji Diagnostik Agen Patogen pada Hewan”. Kamis (19/4) bertempat di Gedung PSSP LPPM IPB Jalan Lodaya  Bogor

Kepala PSSP LPPM IPB, drh. Huda Shalahudin Darusman, M.Si, Ph.D mengatakan,  kegiatan ini bertujuan  untuk mencoba memfasilitasi dan mengaplikasikan  teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk uji diagnostik  agen patogen pada hewan yang dilakukan di laborotarium oleh dokter hewan, akademisi,  peneliti, dan swasta. Harapannya mereka dapat  melakukan uji diagnostik dengan baik dan benar.

“Keunggulan teknik PCR yakni, lebih sepesipik, sensitif dan waktu uji diagnostik agen patogen pada hewan  yang diperlukan lebih singkat hanya butuh 1-2 hari. Sedangkan deteksi secara konvensional melalui kultur mikroorganisme dalam media tertentu dianggap kurang efektif karena memerlukan waktu yang relatif lama serta potensi kontaminasinya yang cukup besar. Selain itu teknik PCR juga dapat mendeteksi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh, virus, jamur, bakteri, dan parasit pada hewan seperti, monyet, sapi, kambing, kuda, kucing dan anjing,” tuturnya.

Menurut Dr. Huda teknik ini dapat mendeteksi mikroorganisme yang tumbuh dengan lambat, sulit dikulturkan, atau tidak dapat dikulturkan  (uncultivable microorganisms) dan dapat digunakan dalam situasi dimana prosedur diagnostik mikrobiologi klinis lainnya tidak memadai, menyita waktu, sulit, mahal, atau berbahaya bagi staf laboratorium.

Teknik PCR dulunya hanya diaplikasikan dalam bidang penelitian, namun sekarang telah dikembangkan sebagai metode diagnostik rutin di laboratorium mikrobiologi klinik, virologi dan bioteknologi. Uji diagnostik molekuler menggunakan teknik PCR telah membawa suatu revolusi dalam dunia veteriner, penelitian, manajemen kebun binatang, penangkaran hewan, dan fasilitas-fasilitas lainnya yang bergerak di bidang kesehatan hewan.
Teknik PCR ini mampu melakukan uji diagnostik terhadap agen-agen patogen secara sensitif dan spesifik dalam waktu yang relatif lebih singkat dibanding uji-uji diagnostik lainnya. Teknik molekuler ini merupakan perangkat yang sangat efektif dalam mendiagnosis penyakit yang biasa menyerang hewan peliharaan, hewan ternak maupun hewan liar.

Secara umum, teknik PCR dapat dijadikan sebagai uji diagnostik standar dalam situasi dimana jumlah (level) mikroorganismenya rendah, perlunya identifikasi antar mikroorganisme yang secara morfologi bersifat identik, atau pada saat informasi respon imun terhadap infeksi tersebut tidak tersedia.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini yakni, Dr.drh. Diah Iskandriati, peneliti PSSP LPPM IPB, Dr. Uus Saepuloh, Ssi, M Biomed, Kepala Program Bioteknologi PSSP LPPM IPB, dan drh. Permanawati, Kepala Laboratorium Hewan PSSP LPPM IPB. Dan peserta workshop diantaranya: PT. Satwa Medika Utama, PT. Global Spirit Intensa, klinik hewan My Vets, Universitas Indonesia, WWF Indonesia Ujung Kulon Project, Animal Sanctuary Trust Indonesia, Prodi Kebinanan Bogor, dan Plteknes Bandung. (Awl/Ris)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018