Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putri Sandjojo meminta  desa-desa di Indonesia untuk memetakan potensi ekonominya masing-masing agar dikembangkan sebagai produk unggulan desa.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putri Sandjojo di Jakarta, Kamis, mengatakan belum terfokusnya dan terpetakannya potensi pedesaan menjadi kendala untuk mendongkrak potensi ekonomi secara nasional.

"Sekarang desa harus memetakan fokusnya apa. Dan nanti akan dicarikan pihak swasta untuk pengembangannya. Solusinya seperti itu. Karena dari sekian banyak dana desa yang disalurkan pemerintah selama ini, hanya mampu terserap 30 persen terserap pada sektor lapangan kerja," katanya.

Menurut dia, perputaran perekonomian desa juga masih berkutat dengan tengkulak yang lebih memanfaatkan peluang potensi ekonomi di desa.

"Kalau masalah ini tidak segera dipetakan dan diselesaikan, yakinlah tengkulak akan merajalela dan hasil panen petani akan diambil dengan harga murah," sesal Eko.

Masalah lain yang dialami masyarakat dampak dari kondisi tersebut kata dia, yakni risiko kerugian yang besar sehingga perbankan dan swasta memilih untuk tidak menyalurkan bantuan kreditnya.

"Kalau pola seperti ini yang dipertahankan maka masyarakat dan desa tidak punya skala ekonomi yang besar. Akibatnya masyarakat kesulitan untuk memasarkan produknya," ujar Eko.

Padahal ia menilai Indonesia memiliki potensi untuk menduduki peringkat keempat sebagai negara dengan perekonomian terkuat di dunia.

Ia mengatakan, potensi tersebut dapat terwujud jika masyarakat mampu mempertahankan stabilitas politik hingga sosial.

Berdasarkan data penyedia jasa auditor PricewaterhouseCoopers (PwC) disebutkan potensi Indonesia merangkak naik dalam hal peringkat ekonomi dunia.

"Kita kalau kita bisa mempertahankan stabilitas sosial, kita bisa jika mempertahankan stabilitas politik, dan kita bisa jika mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi," ujar Eko.

Sebelumnya, PwC merilis hasil riset tentang outlook perekonomian dunia yang salah satunya menempatkan Indonesia akan berada di peringkat 5 pada 2030 dengan estimasi nilai GDP 5.424 miliar dolar AS.

"Indonesia juga berpotensi naik menjadi peringkat 4 pada 2050 dengan estimasi nilai GDP 10.502 miliar dolar AS berdasarkan nilai GDP dengan metode perhitungan Purchasing Power Parity (PPP),"  ujarnya.

Lebih lanjut, Eko mengatakan, posisi tersebut akan menjadikan Indonesia dengan perekonomian "big emerging market", dengan perekonomian terkuat di Asia Tenggara.

Oleh karena itu, ia pun meyakini pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen, dengan tingkat inflasi 3,5 persen pada tahun ini akan terwujud.

"Belanja negara juga dianggarkan sebesar Rp2.204,4 triliun, dengan defisit mencapai Rp325,9 triliun, total subsidi yang dianggarkan juga semakin meningkat menjadi Rp172,4 triliun," kata Eko.
(ANT/BPJ).

Pewarta: Oleh: Hanni Sofia

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018