Bogor (Antaranews Megapolitan) - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr.Arif Satria, S.P, M.Si mengatakan akan mengupayakan ada kenaikan kesejahteraan tenaga kependidikan (tendik). Hal ini disampaikan dalam Dialog Rektor dengan Tendik, Selasa (3/4) di Kampus IPB Dramaga.
"Kami berkomitmen melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kesejahteraan tendik. Salah satunya memberikan insentif kehadiran sebesar Rp 20 ribu per hari pada tendik yang masuk dan pulang kerja tepat waktu yakni pukul 08.00 -16.00 WIB. Sementara ini kami baru bisa mengapresiasi ini. Ke depannya semoga kita bisa memberikan lebih," kata Rektor.
Lebih lanjut Rektor mengatakan selama ini IPB mengalami keterbatasan pendapatan karena hanya 7,5 persen mahasiswa yang membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) penuh sesuai standar besaran biaya perkuliahan yang ditetapkan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI).
"Kita memahami kondisi mahasiswa kita mayoritas mempunyai latar belakang sosial ekonomi yang terbatas, sedikit yang bisa membayar full UKT. Bila saja minimal 50 persen UKT mahasiswa IPB dibayarkan, insya Allah, pendanaan IPB lebih longgar sehingga kita bisa lebih meningkatkan kesejahteraan pegawai," kata Rektor.
Apalagi rasio jumlah tendik PNS IPB dengan dosen sangat besar yakni 2,7 : 1. Belum lagi jumlah tendik Non PNS IPB yang juga cukup besar. Menurut Rektor, kondisi ini berbeda dengan beberapa perguruan tinggi yang lain yang rasio tendik dan dosennya lebih kecil dan pendapatannya dari UKT yang lebih besar.
"Kita sedang mencarikan solusi dengan menggandeng banyak sponsor untuk membantu membayarkan biaya pendidikan mahasiswa. Salah satu solusinya juga dengan sistem pinjaman pendidikan yang nanti dibayarkan bila mahasiswa sudah lulus dan bekerja," katanya.
Bagi tendik yang memenuhi kualitas kompetensi khusus bisa mengajukan alih fungsi sebagai dosen atau fungsional khusus. Ke depannya, kata Rektor, IPB akan memperbaiki informasi dan pelayanan terkait kenaikan pangkat, peningkatan kapasitas dan pelatihan untuk tendik.
"Paling lambat tahun 2019 diusahakan ada dana penelitian kompetitif yang menunjang karir tendik."
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Dialog Rektor dengan Tendik, Astridina, S.Sos, M.M mengatakan dialog ini dalam rangka menjembatani komunikasi antara tendik dengan pimpinan, sebagai wadah untuk menyalurkan komunikasi dan aspirasi tendik dengan pimpinan.
"Kami berharap Forum Tenaga Kependidikan IPB mendapat legalitas dan diakui lembaganya oleh IPB. Dengan dialog ini dapat meningkatkan kinerja dan profesionalisme tendik menjadi lebih baik," kata Astrid.
Menanggapi hal tersebut, sebagai wadah komunikasi tendik, rencananya Rektor IPB akan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) berkaitan legalitas organisasi perkumpulan tendik IPB.
Dialog ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Sumberdaya, Perencanaan dan Kerjasama IPB, Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc.Agr yang aktif berdiskusi dengan para tendik yang hadir. (ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Kami berkomitmen melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kesejahteraan tendik. Salah satunya memberikan insentif kehadiran sebesar Rp 20 ribu per hari pada tendik yang masuk dan pulang kerja tepat waktu yakni pukul 08.00 -16.00 WIB. Sementara ini kami baru bisa mengapresiasi ini. Ke depannya semoga kita bisa memberikan lebih," kata Rektor.
Lebih lanjut Rektor mengatakan selama ini IPB mengalami keterbatasan pendapatan karena hanya 7,5 persen mahasiswa yang membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) penuh sesuai standar besaran biaya perkuliahan yang ditetapkan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI).
"Kita memahami kondisi mahasiswa kita mayoritas mempunyai latar belakang sosial ekonomi yang terbatas, sedikit yang bisa membayar full UKT. Bila saja minimal 50 persen UKT mahasiswa IPB dibayarkan, insya Allah, pendanaan IPB lebih longgar sehingga kita bisa lebih meningkatkan kesejahteraan pegawai," kata Rektor.
Apalagi rasio jumlah tendik PNS IPB dengan dosen sangat besar yakni 2,7 : 1. Belum lagi jumlah tendik Non PNS IPB yang juga cukup besar. Menurut Rektor, kondisi ini berbeda dengan beberapa perguruan tinggi yang lain yang rasio tendik dan dosennya lebih kecil dan pendapatannya dari UKT yang lebih besar.
"Kita sedang mencarikan solusi dengan menggandeng banyak sponsor untuk membantu membayarkan biaya pendidikan mahasiswa. Salah satu solusinya juga dengan sistem pinjaman pendidikan yang nanti dibayarkan bila mahasiswa sudah lulus dan bekerja," katanya.
Bagi tendik yang memenuhi kualitas kompetensi khusus bisa mengajukan alih fungsi sebagai dosen atau fungsional khusus. Ke depannya, kata Rektor, IPB akan memperbaiki informasi dan pelayanan terkait kenaikan pangkat, peningkatan kapasitas dan pelatihan untuk tendik.
"Paling lambat tahun 2019 diusahakan ada dana penelitian kompetitif yang menunjang karir tendik."
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Dialog Rektor dengan Tendik, Astridina, S.Sos, M.M mengatakan dialog ini dalam rangka menjembatani komunikasi antara tendik dengan pimpinan, sebagai wadah untuk menyalurkan komunikasi dan aspirasi tendik dengan pimpinan.
"Kami berharap Forum Tenaga Kependidikan IPB mendapat legalitas dan diakui lembaganya oleh IPB. Dengan dialog ini dapat meningkatkan kinerja dan profesionalisme tendik menjadi lebih baik," kata Astrid.
Menanggapi hal tersebut, sebagai wadah komunikasi tendik, rencananya Rektor IPB akan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) berkaitan legalitas organisasi perkumpulan tendik IPB.
Dialog ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Sumberdaya, Perencanaan dan Kerjasama IPB, Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc.Agr yang aktif berdiskusi dengan para tendik yang hadir. (ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018