Kuala Lumpur (Antaranews Megapolitan) - Perusahaan minyak milik negara Malaysia Petroliam Nasional Bhd (Petronas) dan Saudi Aramco mencapai kesepakatan kerja sama investasi senilai 7 miliar dolar AS (sekitar Rp95 triliun) untuk proyek kilang terpadu Pengerang Integrated Complex (PIC) Johor.
"Negosiasi dengan Saudi Aramco untuk investasi proyek Refinery And Petrochemical Integrated Development (RAPID) Petronas di Pengerang sudah tercapai dan penyelesaiannya pada akhir Maret ini," kata Menteri pada Kantor Perdana Menteri Malaysia, Abdul Rahman Dahlan saat membuka Konferensi Teknologi Minyak Lepas Pantai Asia (OTCA) di Kuala Lumpur, Selasa.
Abdul Rahman yang berpidato mewakili Perdana Menteri Malaysia mengatakan bahwa kilang minyak dan petrokimia PIC akan memproduksi produk petrokimia dan bahan bakar minyak bagi kebutuhan domestik yang memenuhi Euro-5 sesuai kebijakan pemerintah.
Dengan total investasi 27 miliar dolar AS (sekitar Rp365 triliun), keberadaan proyek PIC akan mendukung Program Transformasi Ekonomi (ETP) pemerintah Malaysia. Proyek ini juga akan menaikkan posisi Malaysia di pasar energi dan komoditas produk petrokimia di Asia hingga dua dasawarsa mendatang.
Dalam kesempatan tersebut, Abdul Rahman secara khusus menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah negara bagian Johor atas dukungan bagi pembangunan proyek kilang Pengerang.
Perjanjian dengan Saudi Aramco akan mendatangkan investasi langsung ke Malaysia senilai 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp95 triliun sesuai dengan target investasi dari pemerintah. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di negara jiran tersebut.
"Bagi Aramco investasi di proyek RAPID Petronas adalah yang terbesar untuk fasilitas industri kilang minyak dan petrokimia di luar negeri. Kerja sama ini juga akan menguntungkan kedua perusahaan minyak dan bagi hubungan kedua negara," katanya.
Sebelumnya Petronas mengatakan pengoperasian megaproyek kilang minyak terbesar di Malaysia, Pengerang Integrated Complex (PIC), sesuai target pada Kuartal I 2019.
"Saat ini progres pembangunannya sudah mencapai 86 persen. Pada kuartal pertama tahun depan sudah mulai beroperasi," ujar Kepala Komunikasi, Stakeholder dan Manajemen Risiko Petronas Refinery and Petrochemical Corporation (PRPC), Anita Azrina Abdul Aziz.
Ia mengatakan kilang minyak Pengerang mempunyai kapasitas 300.000 barel minyak mentah per hari (bpd), yang menghasilkan produk BBM setara 220.000 bpd termasuk gasoline dan diesel. Produk bahan bakar minyak tersebut memenuhi standar emisi Euro 5.
Produk bahan bakar minyak tersebut diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan jika memungkinkan baru diekspor. "Diharapkan setelah kilang Pengerang berproduksi seluruh kebutuhan BBM di Malaysia dapat dipenuhi dari kilang domestik," ucapnya.
Selain memproduksi BBM, PIC juga memiliki kompleks kilang petrokimia berkapasitas 3,6 juta ton per tahun. Produk-produk petrokimia yang dihasilkan seperti ethylene & propylene, butadiene, benzene, polymer dan glycols.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Negosiasi dengan Saudi Aramco untuk investasi proyek Refinery And Petrochemical Integrated Development (RAPID) Petronas di Pengerang sudah tercapai dan penyelesaiannya pada akhir Maret ini," kata Menteri pada Kantor Perdana Menteri Malaysia, Abdul Rahman Dahlan saat membuka Konferensi Teknologi Minyak Lepas Pantai Asia (OTCA) di Kuala Lumpur, Selasa.
Abdul Rahman yang berpidato mewakili Perdana Menteri Malaysia mengatakan bahwa kilang minyak dan petrokimia PIC akan memproduksi produk petrokimia dan bahan bakar minyak bagi kebutuhan domestik yang memenuhi Euro-5 sesuai kebijakan pemerintah.
Dengan total investasi 27 miliar dolar AS (sekitar Rp365 triliun), keberadaan proyek PIC akan mendukung Program Transformasi Ekonomi (ETP) pemerintah Malaysia. Proyek ini juga akan menaikkan posisi Malaysia di pasar energi dan komoditas produk petrokimia di Asia hingga dua dasawarsa mendatang.
Dalam kesempatan tersebut, Abdul Rahman secara khusus menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah negara bagian Johor atas dukungan bagi pembangunan proyek kilang Pengerang.
Perjanjian dengan Saudi Aramco akan mendatangkan investasi langsung ke Malaysia senilai 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp95 triliun sesuai dengan target investasi dari pemerintah. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di negara jiran tersebut.
"Bagi Aramco investasi di proyek RAPID Petronas adalah yang terbesar untuk fasilitas industri kilang minyak dan petrokimia di luar negeri. Kerja sama ini juga akan menguntungkan kedua perusahaan minyak dan bagi hubungan kedua negara," katanya.
Sebelumnya Petronas mengatakan pengoperasian megaproyek kilang minyak terbesar di Malaysia, Pengerang Integrated Complex (PIC), sesuai target pada Kuartal I 2019.
"Saat ini progres pembangunannya sudah mencapai 86 persen. Pada kuartal pertama tahun depan sudah mulai beroperasi," ujar Kepala Komunikasi, Stakeholder dan Manajemen Risiko Petronas Refinery and Petrochemical Corporation (PRPC), Anita Azrina Abdul Aziz.
Ia mengatakan kilang minyak Pengerang mempunyai kapasitas 300.000 barel minyak mentah per hari (bpd), yang menghasilkan produk BBM setara 220.000 bpd termasuk gasoline dan diesel. Produk bahan bakar minyak tersebut memenuhi standar emisi Euro 5.
Produk bahan bakar minyak tersebut diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan jika memungkinkan baru diekspor. "Diharapkan setelah kilang Pengerang berproduksi seluruh kebutuhan BBM di Malaysia dapat dipenuhi dari kilang domestik," ucapnya.
Selain memproduksi BBM, PIC juga memiliki kompleks kilang petrokimia berkapasitas 3,6 juta ton per tahun. Produk-produk petrokimia yang dihasilkan seperti ethylene & propylene, butadiene, benzene, polymer dan glycols.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018