Bogor (Antaranews Megapolitan) - Program rerouting angkot yang diluncurkan Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat masih sulit dijalankan oleh sebagian sopir angkot.
Wakil Sekretaris Organda Kota Bogor Yadi Indra Mulyadi di Bogor, Minggu, mengatakan kesulitan yang dialami karena tidak semua sopir menjalankan rute sesuai trayek rerouting.
"Antar sopir masih mengambil trayek. Karena rerouting ini mengubah kebiasaan, dari jalur pendek menjadi panjang," kata Yadi.
Menurut Yadi, kondisi ini membuat beberapa sopir melintas ditrayek milik angkot lain. Sebagai contoh trayek 09 menjadi TPK3 sudah masuk ke trayek 01 dan 21.
"Kebiasaan sopir belum mengenal muatan seperti apa," katanya.
Persoalan lainnya belum ada kepastian "income" atau pendampatan melintasi trayek tersebut, dan masyarakat selaku konsumen belum tau dengan trayek baru tersebut.
"Sopir masih khawatir melayani, apakah ada penumpang atau tidak," katanya.
Yadi mengatakan para sopir membutuhkan kepastian pelayanan, dan pemerintah. Selain itu belum satu komado antara badan hukum angkot yang terlibat.
Contohnya Koperasi KAUBER yang dikelola oleh Organda merupakan gabungan dari beberapa badan hukum yakni koperasi Kencana, dan Koperasi Madani.
"Harusnya mereka (badan hukum-red) mengikuti leader, sudah diajak untuk konvergensi, tetapi mereka masih ragu-ragu dengan alasan menunggu dinas," katanya.
Kendala lainnya yang dihadapi adalah kesiapan badan hukum untuk mengkonversi angkot menjadi bus, dengan pola 3 berbanding satu (tiga angkot jadi satu bus), dua banding satu.
Menurut Yadi, kendala ini karena kemampuan badan hukum untuk membeli bus masih terbatas, karena perlu biaya yang cukup besar.
"Tiga berbanding satu itu terlalu mahal. Satu bus harganya Rp750 juta, banyak yang mikir-mikir apalagi belum ada kepastian penumpang," kata Yadi.
Setelah sempat diluncurkan Maret 2017, Pemerintah Kota Bogor kembali rerouting angkot dengan 5 trayek yang telah diubah, diikuti dengan perubahan pada warna angkot sebagai penciri trayek.
Kepala Bidang Angkutan Darat Jimmi HUtapea mengatakan ada lima trayek rerouting angkot yakni TP 1,2,3, 4 dan 5.
"Rerouting di bulan Desember masih lanjutan dari luncur bulan Maret. Efetivitasnya untuk rerouting belum konversi, ini proses," kata Jimmi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Wakil Sekretaris Organda Kota Bogor Yadi Indra Mulyadi di Bogor, Minggu, mengatakan kesulitan yang dialami karena tidak semua sopir menjalankan rute sesuai trayek rerouting.
"Antar sopir masih mengambil trayek. Karena rerouting ini mengubah kebiasaan, dari jalur pendek menjadi panjang," kata Yadi.
Menurut Yadi, kondisi ini membuat beberapa sopir melintas ditrayek milik angkot lain. Sebagai contoh trayek 09 menjadi TPK3 sudah masuk ke trayek 01 dan 21.
"Kebiasaan sopir belum mengenal muatan seperti apa," katanya.
Persoalan lainnya belum ada kepastian "income" atau pendampatan melintasi trayek tersebut, dan masyarakat selaku konsumen belum tau dengan trayek baru tersebut.
"Sopir masih khawatir melayani, apakah ada penumpang atau tidak," katanya.
Yadi mengatakan para sopir membutuhkan kepastian pelayanan, dan pemerintah. Selain itu belum satu komado antara badan hukum angkot yang terlibat.
Contohnya Koperasi KAUBER yang dikelola oleh Organda merupakan gabungan dari beberapa badan hukum yakni koperasi Kencana, dan Koperasi Madani.
"Harusnya mereka (badan hukum-red) mengikuti leader, sudah diajak untuk konvergensi, tetapi mereka masih ragu-ragu dengan alasan menunggu dinas," katanya.
Kendala lainnya yang dihadapi adalah kesiapan badan hukum untuk mengkonversi angkot menjadi bus, dengan pola 3 berbanding satu (tiga angkot jadi satu bus), dua banding satu.
Menurut Yadi, kendala ini karena kemampuan badan hukum untuk membeli bus masih terbatas, karena perlu biaya yang cukup besar.
"Tiga berbanding satu itu terlalu mahal. Satu bus harganya Rp750 juta, banyak yang mikir-mikir apalagi belum ada kepastian penumpang," kata Yadi.
Setelah sempat diluncurkan Maret 2017, Pemerintah Kota Bogor kembali rerouting angkot dengan 5 trayek yang telah diubah, diikuti dengan perubahan pada warna angkot sebagai penciri trayek.
Kepala Bidang Angkutan Darat Jimmi HUtapea mengatakan ada lima trayek rerouting angkot yakni TP 1,2,3, 4 dan 5.
"Rerouting di bulan Desember masih lanjutan dari luncur bulan Maret. Efetivitasnya untuk rerouting belum konversi, ini proses," kata Jimmi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018