Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kementerian Pertanian tengah menyiapkan 1.000 ekor anakan (pedet-red) sapi Belgian Blue yang saat ini sedang dikembangkan di 11 UPT yang tersebar di beberapa daerah.
"Sapi Belgian Blue ini merupakan salah satu "breed" (bangsa-red) baru yang masuk ke Indonesia, dan merupakan salah satu sapi Eropa terbaik yang berasal dari Belgia," kata Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Ditjen PKH, Kementerian Pertanian, Sugiono saat meninjau pengembangan sapi Belgian Blue di Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Sugiono mengatakan upaya mengembangkan sapi keturunan Belgian Blue sebanyak 1.000 ekor sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang bertujuan untuk meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia melalui peningkatan mutu genetik ternak.
"Menteri menargetkan 1.000 anakan sapi Belgian Blue akan lahir tahun 2019," katanya.
Kementerian Pertanian lanjut Sugiono secara khusus mengembangkan sapi Belgian Blue karena memiliki persentase karkas yang lebih tinggi (70-80 persen) dibanding sapi lainnya.
Sehingga dengan mengembangkan sapi Belgian Blue melalui semen beku atau embrio, maka jauh lebih murah dibandingkan memasukkan sapi hidup dari negara asalnya.
"Pengembangan sapi ras baru ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk keluar dari ketergantungan terhadap impor," katanya.
Pengembangan sapi Belgian Blue dilakukan melalui teknologi Inseminasi Buatan (IB) dan Embrio Transfer (TE) yang diawali dengan uji coba impor pada tahun 2015-2016 sebanyak 22 embrio dan semen beku 200 dosis di BET Cipelang yang dilakukan secara tertutup.
Hingga Maret 2018 BET Cipelang telah berhasil melaksanakan kegiatan TE sebanyak 372 embrio dan dilahirkan 20 ekor sapi Belgian Blue melalui IB dari persilangan (simental, Limousin, dan FH), dan hasil TE tiga ekor.
Sapi yang dalam kondisi bunting hasil TE sebanyak 10 ekor dan IB 36 ekor. Selain itu di Balitnak Ciawi juga terdapat empat ekor sapi bunting TE.
"Sapi keturunan Belgian Blue yang hasil persilangan dengan bangsa lain dapat lahir dengan normal tanpa kesulitan melahirkan," kata Sugiono.
Untuk mendukung kemudahan dalam mengembangkan anakan sapi Belgian Blue, BET Cipelang juga telah melakukan pelatihan transfer embrio kepada petugas sebanyak 10 orang di 10 UPT serta pelatihan Caesar.
Selain itu BET Cipelang juga melakukan pengadaan embrio sapi Belgian Blue 900 dosis dan pada tahun 2018 ini pengadaan semen beku Belgian Blue, embrio 900 dosis.
Kepala BET Cipelang Oloan Parlindungan Lubis mengatakan pengembangan Belgian Blue saat ini telah menunjukkan hasil yang positif. Anakan yang lahir pertama pada tahun 2017 lalu salah satunya bernama Gatot Kaca kini bobotnya mencapai 200 kg.
"Saat ini umurnya masih 16 bulan, perototannya sudah terlihat, dan usia 2,5 tahun sudah bisa kita ambil spermanya," kata Oloan.
Ia menambahkan kegiatan pengembangan sapil Belgian Blue difokuskan di UPT Kementan, yakni BBPTU-HOT Baturaden sebanyak 250 ekor, BET Cipelngan 179 ekor, BPTU-HPT Padang Mangatas sebanyak 17 ekor, BBPKH Cinagara sebanyak 14 ekor, STPP Bogor tujuh ekor, STPP Malang 25 ekor, Loka Penelitian Sapi Potong (Lolit) Grati 23 ekor, Balitnak Ciawi 44 ekor.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Sapi Belgian Blue ini merupakan salah satu "breed" (bangsa-red) baru yang masuk ke Indonesia, dan merupakan salah satu sapi Eropa terbaik yang berasal dari Belgia," kata Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Ditjen PKH, Kementerian Pertanian, Sugiono saat meninjau pengembangan sapi Belgian Blue di Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Sugiono mengatakan upaya mengembangkan sapi keturunan Belgian Blue sebanyak 1.000 ekor sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang bertujuan untuk meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia melalui peningkatan mutu genetik ternak.
"Menteri menargetkan 1.000 anakan sapi Belgian Blue akan lahir tahun 2019," katanya.
Kementerian Pertanian lanjut Sugiono secara khusus mengembangkan sapi Belgian Blue karena memiliki persentase karkas yang lebih tinggi (70-80 persen) dibanding sapi lainnya.
Sehingga dengan mengembangkan sapi Belgian Blue melalui semen beku atau embrio, maka jauh lebih murah dibandingkan memasukkan sapi hidup dari negara asalnya.
"Pengembangan sapi ras baru ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk keluar dari ketergantungan terhadap impor," katanya.
Pengembangan sapi Belgian Blue dilakukan melalui teknologi Inseminasi Buatan (IB) dan Embrio Transfer (TE) yang diawali dengan uji coba impor pada tahun 2015-2016 sebanyak 22 embrio dan semen beku 200 dosis di BET Cipelang yang dilakukan secara tertutup.
Hingga Maret 2018 BET Cipelang telah berhasil melaksanakan kegiatan TE sebanyak 372 embrio dan dilahirkan 20 ekor sapi Belgian Blue melalui IB dari persilangan (simental, Limousin, dan FH), dan hasil TE tiga ekor.
Sapi yang dalam kondisi bunting hasil TE sebanyak 10 ekor dan IB 36 ekor. Selain itu di Balitnak Ciawi juga terdapat empat ekor sapi bunting TE.
"Sapi keturunan Belgian Blue yang hasil persilangan dengan bangsa lain dapat lahir dengan normal tanpa kesulitan melahirkan," kata Sugiono.
Untuk mendukung kemudahan dalam mengembangkan anakan sapi Belgian Blue, BET Cipelang juga telah melakukan pelatihan transfer embrio kepada petugas sebanyak 10 orang di 10 UPT serta pelatihan Caesar.
Selain itu BET Cipelang juga melakukan pengadaan embrio sapi Belgian Blue 900 dosis dan pada tahun 2018 ini pengadaan semen beku Belgian Blue, embrio 900 dosis.
Kepala BET Cipelang Oloan Parlindungan Lubis mengatakan pengembangan Belgian Blue saat ini telah menunjukkan hasil yang positif. Anakan yang lahir pertama pada tahun 2017 lalu salah satunya bernama Gatot Kaca kini bobotnya mencapai 200 kg.
"Saat ini umurnya masih 16 bulan, perototannya sudah terlihat, dan usia 2,5 tahun sudah bisa kita ambil spermanya," kata Oloan.
Ia menambahkan kegiatan pengembangan sapil Belgian Blue difokuskan di UPT Kementan, yakni BBPTU-HOT Baturaden sebanyak 250 ekor, BET Cipelngan 179 ekor, BPTU-HPT Padang Mangatas sebanyak 17 ekor, BBPKH Cinagara sebanyak 14 ekor, STPP Bogor tujuh ekor, STPP Malang 25 ekor, Loka Penelitian Sapi Potong (Lolit) Grati 23 ekor, Balitnak Ciawi 44 ekor.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018