Baturaja (Antaranews Megapolitan) - Jembatan gantung dua desa di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan putus diterjang banjir akibat derasnya debit Sungai Ogan yang meluap hingga merusak fasilitas penyeberangan masayarakat di wilayah itu.

"Dua jembatan gantung yang putus ini berada di Desa Banuayu dan Tanjung Dalam Kecamatan Lubuk Batang," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ogan Komering Ulu (OKU), Mailan Purnama di Baturaja, Rabu.

Rusaknya jembatan gantung berdampak pada akses menyeberang masyarakat di wilayah itu khususnya yang bermukim di seberang sungai menjadi terganggu.

Dia mengungkapkan kerusakan tersebut diduga karena derasnya debit air yang membawa sampah kayu menghantam kawat seling penyambung pada fasilitas penyeberangan tersebut hingga terputus.

Selain itu, kata dia, hujan deras sejak beberapa hari terakhir di wilayah itu menyebabkan air Sungai Ogan meluap hingga menimbulkan bencana banjir hingga merendam sejumlah rumah penduduk di wilayah itu.

"Hingga saat ini tercatat lima kecamatan di OKU yaitu Kecamatan Baturaja Timur, Peninjauan, Sinar Peninjauan, Lubuk Batang, dan Kedaton Peninjauan Raya (KPR) yang dilanda banjir," ungkapnya.

Menurut dia, pihaknya telah melakukan upaya penyelamatan dengan membantu mengevakuasi korban banjir dan menyelematkan harta benda untuk dibawa ke dataran tinggi.

"Sebab kedalaman air di kawasan permukiman penduduk ada yang hingga mencapai satu meter," kata dia.

Sementara Kepala Desa Banuayu, Tamimi saat dikonfirmasi secara terpisah terkait jembatan gantung yang putus di desa setempat tersebut berharap agar fasilitas penyeberangan itu segera diperbaiki dan dibangun sesuai spesifikasi batas air.

"Paling tidak dibangun dua meter dari batas permukaan air. Jembatan ini sangat berguna bagi masyarakat mengingat setiap setengah bulan sekali warga mengangkut getah karet hasil menyadap dari kebun di seberang mencapai 70 ton," jelasnya.

Pewarta: Edo Purmana

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018