Musim penghujan belum reda dan masih terjadi banjir di berbagai daerah, pemerintah pusat dan sejumlah daerah serta merta telah mengantisipasi kesiapan menjelang musim kemarau.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan bahwa kementeriannya menyiapkan langkah pompanisasi sebagai strategi pertanian untuk para petani menghadapi musim kemarau di 2025.
Ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, Sudaryono mengatakan hal itu menjadi salah satu permintaan Presiden RI Prabowo Subianto agar Kementerian Pertanian menyiapkan rencana untuk pertanian menjelang musim kemarau sehingga tetap bisa menjaga stok kebutuhan pangan nasional.
"Tadi Presiden menyampaikan bahwa harus ada solusi bagaimana petani yang tadinya di musim kemarau nggak bisa nanam karena nggak ada air. Bagaimana supaya ada air? Kalau perlu ada pompa, nah ini pompanisasi tetap kami laksanakan lagi di tahun 2025," kata Sudaryono.
Meski saat ini beberapa wilayah Indonesia masih mengalami kondisi hujan, namun ke depannya perlu dilakukan antisipasi apabila musim kemarau telah tiba.
Maka dari itu, pompanisasi yang merupakan proses mengalirkan air menggunakan pompa untuk irigasi, disiapkan untuk mengatasi masalah pertanian di musim kemarau.
Program pompanisasi sebelumnya telah dilakukan Kementerian Pertanian pada 2024 sebagai solusi tercepat untuk mengatasi dampak kekeringan terhadap sektor pertanian.
Mengutip informasi dari situs website Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Bioteknologi dan sumber Daya Genetik Pertanian Kementan, pompanisasi pada lahan pertanian disebut dapat meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali menjadi tiga kali per tahun.
Program pompanisasi ini mencakup pemasangan pompa air di berbagai sentra produksi padi sehingga produksi bahan pangan tetap berjalan meski mengalami cuaca kemarau.
Pada pompanisasi 2024, Kementan diketahui telah mengalokasikan 62.378 unit pompa alsintan (alat mesin pertanian) dan 9.904 unit irigasi perpompaan.
Untuk 2025, Sudaryono menyebut pompanisasi akan ditingkatkan sehingga produksi pertanian bisa lebih banyak jumlahnya meski menghadapi musim yang kering di masa mendatang.
"Sehingga keberhasilan pompanisasi di tahun lalu bisa kita duplikasi. Jadi pompa yang lama tetap didayagunakan, ditambah kita pengadaan pompa baru," kata Sudaryono.
Air bersih
Prajurit Satuan Tugas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-123 Kodim 1708 Biak Numfor, Papua membangun lima titik sarana air bersih untuk menjawab kebutuhan air bagi masyarakat Kampung Kbusdori Distrik Swandiwe.
"Selama bertahun-tahun, warga Kampung Kbusdori harus berjuang mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau tetapi lewat program TMMD ke-123 kesulitan warga mulai teratasi," ujar Komandan Satgas TMMD ke-123 Kodim 1708 Letkol Inf Marsen Sinaga dalam keterangan tertulis diterima di Biak, Kamis 6 Maret lalu.
Pembangunan fasilitas air bersih ini menjadi solusi yang membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat Kampung Kbusdori.
Sementara warga Kbusdori turut bergotong royong membantu proses pembangunan lima titik sarana air bersih.
Setiap hari, mereka bahu-membahu bersama Satgas TMMD, mulai dari pemasangan pipa hingga pembuatan rangka tempat tandon penampungan air.
"Kami sangat bersyukur kepada Satgas TMMD ke-123. Selama bertahun-tahun kami hidup dalam keterbatasan air bersih, terutama saat musim kemarau. Kini harapan kami akhirnya terwujud," ungkap Simon Kmur, warga Kampung Kbusdori.
Meskipun proyek masih dalam tahap pengerjaan, lanjut dia, warga sudah mulai merasakan dampaknya karena adanya akses air bersih yang lebih dekat membuat aktivitas sehari-hari seperti memasak, mencuci, dan kebutuhan sanitasi akan jauh lebih mudah dan higienis.
"Sebentar lagi, air bersih akan mengalir ke rumah-rumah kami. Ini benar-benar anugerah bagi Kampung Kbusdori," katanya.
Warga Kbusdori lain, Simon, memberikan apresiasi kepada prajurit SatgasTMMD ke-123 Kodim 1708 sudah membangun fasilitas air bersih.
"Kami sangat berterima kasih atas program ini. Ini akan sangat membantu warga yang sering kesulitan air saat musim kemarau tiba," sebut Simon.
Pembangunan lima titik sarana air bersih ini merupakan program tambahan dalam TMMD ke-123 Kodim 1708/BN.
Program ini juga sejalan dengan kebijakan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak yang berkomitmen membantu masyarakat mengatasi kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan dasar air bersih.
Dam
Khofifah resmikan DAM Boreng untuk pulihkan produktivitas pertanian
8 Maret 2025 13:38 WIBLumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan DAM Boreng untuk memulihkan produktivitas pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Lumajang.
Renovasi DAM Boreng tersebut menggunakan dana APBD Provinsi Jawa Timur tahun anggaran 2024 senilai Rp13,1 miliar.
"Tujuan renovasi DAM Boreng untuk memulihkan aliran air ke lahan pertanian di tiga desa terdampak sekaligus upaya memulihkan produktivitas pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan di kawasan tersebut," kata Khofifah dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Sabtu.
Menurutnya kegiatan renovasi itu sangat penting bagi tiga daerah yang bergantung pada sistem irigasi untuk menunjang perekonomian lokal, terutama di sektor pertanian.
Peresmian DAM Boreng membawa kabar baik bagi petani dan masyarakat sekitar karena sudah lebih dari 4 tahun petani tidak bisa bercocok tanam secara optimal. Penyebabnya, DAM Boreng jebol sehingga air dari Kali Asem yang merupakan sumber air daerah irigasi tidak bisa dibendung dan dialirkan melalui jaringan irigasi yang ada.
Padahal bangunan utama daerah irigasi Boreng ini melayani area irigasi lahan seluas 306 hektare di tiga desa, yaitu Desa Boreng, Desa Blukon dan Kelurahan Rogotrunan.
"Situasi itu menimbulkan ancaman serius terhadap ketahanan pangan di wilayah tersebut mengingat sebagian besar masyarakat setempat bergantung pada pertanian," tuturnya.
Bahkan saat musim kemarau, lanjut dia, tiga daerah itu mengalami kekeringan, sehingga mengakibatkan gagal panen di area pertanian yang cukup luas bahkan sumur pun mengalami kekeringan.
"Akibat kerusakan itu, produktivitas pertanian menurun drastis dan petani mengalami kerugian besar karena tidak adanya aliran air untuk mengairi sawah mereka," katanya.
Hal tersebut berimplikasi pada peranan Provinsi Jawa Timur yang merupakan lumbung pangan nasional dan sebagai provinsi penghasil padi terbesar di Indonesia selama 5 tahun terakhir, termasuk Kabupaten Lumajang yang memberikan kontribusi terhadap capaian tersebut.
Peran aktif Pemprov Jatim dalam proyek mencerminkan kolaborasi antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dalam menangani masalah-masalah infrastruktur kritis, yang jika tidak segera diperbaiki dapat mengakibatkan kerugian lebih lanjut, khususnya bagi masyarakat Lumajang.
"DAM Boreng merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui kegiatan rehabilitasi infrastruktur sumber daya air yang memadai," tuturnya.
Khofifah berharap Pemkab Lumajang memanfaatkan infrastruktur DAM Boreng sebaik-baiknya, sehingga memberikan nilai tambah bagi daerah, memberikan keuntungan bagi masyarakat khususnya petani dan meningkatkan produksi pertanian bagi daerah.
"Berfungsinya DAM Boreng menjadi infrastruktur penting, memperkuat ketahanan pangan serta memperkuat ketahanan air," ujarnya.
Sementara itu, warga Desa Blukon, Mulyadi yang sehari-hari bekerja sebagai petani padi dan palawija mengaku bahagia sekaligus mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jatim dan Pemkab Lumajang yang membangun dan menyelesaikan DAM Boreng.
"DAM Boreng ibarat jantungnya petani Boreng dan Blukon karena sangat membantu sekaligus memperbaiki hasil panen petani," ujarnya.
Baca juga: BPBD salurkan air bersih 10 ribu liter ke warga sekitar proyek pembangunan jalan tol
Baca juga: Sumur resapan bisa jadi solusi jaga ketersediaan air selama kemarau
Editor : Budi Setiawanto
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025