Bogor (Antaranews Megapolitan) - PT PLN (Persero) area Bogor menyalurkan bantuan sembako untuk korban bencana banjir di Kampung Bebek, Kelurahan Kedung Halang, Kota Bogor, Jawa Barat.

Manager PLN area Bogor Widodo di Bogor, Kamis, mengatakan bantuan itu untuk meringankan beban warga yang terkenal banjir akibat luapan Sungai Ciliwung.

"Warga yang terkena bencana juga bagian dari konsumen PLN," kata Widodo.

Ia mengatakan bantuan sembako berupa beras, minyak goreng, dan mie instan berasal dari Lazis PLN area Bogor. Lazis menghimpun dana zakat, sedekah dan infak dari karyawan PLN yang dipotong setiap bulannya 2,5 persen.

"Penyaluran bantuan bencana ini juga bagian dari pertanggungjawaban dana infak, sedekah dan zakat yang dipotong dari karyawan, dikelola oleh Lazis," katanya.

Penyerahan bantuan dipusatkan di Mushola Nurul Amin kepada Lurah Kedung Halang Rohman, disaksikan ketua RT dan RW serta warga korban banjir.

Selain menyerahkan bantuan, Widodo juga mensosialisasikan tentang layanan kelistrikan PLN kepada masyarakat seperti call center 123 yang akan melayani laporan dan pengaduan warga selama 24 jam.

"Jika ada gangguan dengan kelistrikan silahkan menguhubungi pusat pengaduan PLN yang siap 24 jam melayani," kata Widodo.

Widodo menambahkan layanan cepat milik PLN tersebut akan memudahkan warga melaporkan gangguan listrik, seperti pemadaman, tiang rubuh, penambahan daya atau pasang baru.

"Dengan layanan ini warga tidak perlu jauh-jauh mendatangi kantor PLN cukup menelpon layanan kami siap melayani," kata Widodo.

Lurah Kedung Halang, Rohman, menyebutkan banjir menggenang rumah warga di RT 2/RW 10 Kampung Bebek dan total ada 57 kepala keluarga dengan 161 jiwa yang terdampak.

"Tinggi air bervariasi, mulai dari selutut sampai sedada orang dewasa," katanya.

Banjir terjadi Senin (5/2) saat ketinggian Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa mencapai 240 centimeter. Kampung Bebek berada di DAS Ciliwung dan jarak rumah warga dengan sungai sangat dekat.

Menurut Rohman, hampir setiap tahun wilayah tersebut dilanda banjir dalam hitungan jam, lalu surut seiring menurunnya tinggi muka air Sungai Ciliwung.

Di lokasi tersebut juga pernah terjadi longsor yang menewaskan ibu dan anak tahun 2015. Saat itu juga sedang turun hujan dan ketinggian air Sungai Ciliwung mencapai 150 centimeter.

Sejumlah bantuan telah mengalir untuk warga berasal dari berbagai pihak mulai dari Wali Kota Bogor, anggota partai politik, Kapolresta Bogor, PLN hingga perbankan.

Zaujah (65) mengatakan selama dirinya tinggal di kawasan tersebut sudah merasakan empat kali banjir.

"Kalau Ciliwung airnya naik, pasti rumah kami kerendam," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018