Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia kembali mengadakan agenda diskusi rutin yang diberi nama Rabuan (10/1). Kegiatan Rabuan ini difasilitasi oleh Pojok Iklim (Proklim) dengan bahasan "Upaya Kesatuan Pengelola Hutan Lindung (KPHL) Batutegi dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim". Tiga mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia (Fema) Institut Pertanian Bogor (IPB), yakni Muhamad Febri Ramdani, Vika Afrigusti, dan Risa Maulegi berkesempatan memberikan pandangan-pandangan krtis dalam kegiatan ini.

Ketua KPHL Batutegi, Yayan Ruchyasyah, berbicara mengenai perspektif Kebijakan Perhutanan Sosial yang menjadikan hutan bermanfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar dan tetap terjaga fungsi hutannya. Yayan juga memaparkan capaian-capaiannya dalam menyukseskan program perhutanan sosial, di antaranya petani mampu memproduksi kopi hutan,  madu hutan, kemiri hutan,  ekowisata air terjun hutan,  dan sebagainya. Pada sesi diskusi, mahasiswa IPB yang hadir ikut berargumen, mempertanyakan, dan memberi pandangan solutif akan hal yang sedang didiskusikan.

Muhamad Febri Ramdani menyampaikan harapan agar KPHL mengarahkan masyarakat kepada paradigma Eko-Populis dalam pengelolaan hutan agar tercipta keselarasan antara masyarakat dan alam, serta dalam menghadapi perubahan iklim. Ia juga mengkritisi kurangnya branding dari produk yang dihasilkan oleh KPLH Batutegi, sehingga produk "kopi hutan" tersebut belum dikenal di pasaran nasional maupun internasional.

Sementara itu, Vika Afrigusti menyoroti isu perubahan iklim. Ia mempertanyakan kegiatan dan solusi nyata KPHL Batutegi dalam menanggapi deforestasi akibat kebakaran hutan yang terjadi di kawasan Hutan Lindung Batutegi tersebut dan menjawab tantangan perubahan iklim. Vika juga menyampaikan saran agar masyarakat diberikan pengetahuan mengenai perubahan iklim agar mampu melakukan mitigasi dan adaptasi secara kolaborasi dengan KPHL Batutegi.

Yayan Ruchyasyah mengapresiasi dengan baik masukan-masukan dan kritikan, serta menjawab dengan lugas pertanyaan yang disampaikan mahasiswa. Ia juga menyampaikan butuh dukungan dari mahasiwa dalam mewujudkan mitigasi dan adaptasi yang baik dalam menghadapi perubahan iklim, salah satunya melalui pemikiran-pemikiran kritis dari mahasiswa. (RA/nm)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018