Cibinong (Antaranews Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat akan mengkaji efektifitas operasi pasar murah (OPM) bahan pokok pangan beras dan daging ayam yang saat ini harganya melonjak antara 14 sampai dengan 18 persen per kilogram (Kg) dari harga pasaran sebelum tahun baru 2018.
"Saya juga heran padahal sebelum tahun baru harga lumayan stabil, malah sekarang yang mulai berangsur melonjak, tapi kami mencari tahu dulu mau tidak masyarakat dikasih beras murah dari BULOG, kalau stok ayam harus tanya dinasnya juga," kata Kepala Bidang Perdangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bogor Jona Sijabat, saat dihubungi di Cibinong, Minggu.
Menurut Jona, Pemkab Bogor cukup dilematis untuk mengadakan OPM kepada masyarakat, karena kondisi kualitas beras yang akan disediakan juga kurang baik.
Badan Urusan Logistik (BULOG) , kata dia lebih lanjut, sebenarnya tidak kekurangan stok beras namun bermasalah pada kualitas beras medium yang diperkirakan dampak produksi sedang kurang baik, berbeda dengan daging ayam yang stok di pasar sedang menurun.
Dari hasil inspeksi mendadak (sidak) Disperindag Kabupaten Bogor, harga beras Medium sebelum tahun baru yang harganya berkisar Rp9.500 per Kg kini menjadi harga Rp 11.000 per Kg, atau naik 14 persen sebanyak Rp1.500.
Harga beras premuim pun naik sekitar tujuh persen atau Rp1.000 menjadi Rp13. 500 per Kg dari harga sebelumnya Rp12.500 per Kg, sedangkan di level harga Rp8.700 per Kg kualitas beras sangat kuning.
Begitu juga harga daging ayam segar yang naik Rp2.000 atau sekitar lima persen dari Rp34.000 per Kg menjadi Rp36.000 per Kg dengan diiringi penurunan stok
Namun Jona meyakinkan kondisi kenaikan harga di pasar wilayah Kabupaten Bogor tidak terlalu signifikan dari daerah lainnya di Jawa Barat, yang mulai meresahkan pegadang dan masyarakat.
Dikatakannya pula bahwa Disperindag Kabupaten Bogor segera melakukan rapat koordinasi bersama BULOG dan kepala kecamatan di wilayahnya pada Senin (15/1) untuk menentukan langkah yang akan dilakukan untuk menekan harga.
Sementara itu, warga Desa Cijayanti, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor Adah (54) mengaku harga beras yang biasa ia beli semula Rp505.000 per 60 Kg atau eceran Rp9.000 per Kg kini menjadi Rp600.000 atau eceran Rp11.000 per Kg.
Kondisi tersebut telah terjadi sejak dua minggu sebelum tahun 2018 yang menyebabkan biaya belanjanya naik dari estimasi biaya bulanan cukup tinggi.
"Dari sebelum tahun baru (2018) juga sudah naik, tapi saya tetap beli yang penting berasnya masih sama kualitasnya, mudah-mudahan cepat turun jangan terus-terusan," ujar Adah.
Sejalan dengan itu, penjual ayam hidup asal Kecamatan Caringin Anas (40) juga menyebutkan kenaikan harga dan kekurangan stok dari kandang menyebabkan harga pasar juga naik dan penurunan daya beli pasar sejak sebelum masuk tahun baru 2018.
"Kenyataan di lapangan memang suka beda, kalau lagi susah stok terus harga naik, pedagang sama usaha 'catering' juga turun pesannya ke adik saya yang punya rumah potong, tapi sebagian tetap beli walau mahal namanya butuh, " katanya. (ANT/BPJ).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018