Sukabumi (Antaranews Megapolitan) - Pelajar SMAN 3 Kota Sukabumi, Jawa Barat M Aditya Darmawan (16) meninggal dunia saat tengah menjalani widiawisata atau study tour ke Yogyakarta.
"Keponanakan saya sempat izin berangkat ke Yogyakarta untuk widiawisata bersama rombongan rekan-rekan dan gurunya. Saat berangkat almarhum tampak ceria dan tidak sakit," kata paman korban Asep di R Syamsudin SH Kota Sukabumi saat tengah menunggu hasil otopsi dari pihak kepolisian, Sabtu.
Informasi yang dihimpun, korban yang merupakan warga Kampung Gunungbatu, RT 04 RW 04, Desa/Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi melaksanakan widiawisata yang merupakan agenda sekolahnya tersebut berangkat bersama rekannya dengan menggunakan 18 bus pada Senin, (8/1) sekitar pukul 04.00 WIB.
Kemudian, korban dan rombongan tiba di Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk melakukan seminar. Namun, almarhum, mengeluh sakit dan pandangannya sudah berkunang-kunang.
Usai melaksanakan seminar, Aditya pun memaksakan untuk berangkat ke Yogyakarta, namun saat di Garut, Jabar kondisi kesehatannya semakin menurun. Bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit tetapi setelah mendapatkan mengobatan dan diinfus korban kembali melanjutkan perjalanannya.
Pelajar ini pun tiba di Yogyakarta pada Selasa, (9/1) dan langsung dilarikan ke RSUD Yogyakarta untuk mendapatkan perawatan. Tapi sayang pada Jumat, (12/1) korban menghembuskan nafas terakhirnya.
Jasadnya pun dipulangkan ke Sukabumi dan langsung dibawa ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi untuk dilakukan otopsi.
"Kami merasa ada yang janggal atas meninggalnya almarhum, karena pada tubuhnya terlihat ada banyak lebam dan keluar darah dari hidung dan telinganya," tambahnya.
Asep menyayangkan pihak sekolah yang memaksakan almarhum tetap berangkat Yogyakarta padahal kondisi kesehatannya terus menurun dan parahnya lagi sekolah tidak memberikan informasi ke pihak orang tua.
Sementara, Ibu korban Elis Suhartini (43) yang bekerja di Australia sempat tidak sadarkan diri melihat anak sematawayangnya meninggal dunia.
"Kami sudah membuat laporan kepada Polres Sukabumi Kota karena dinilai ada ketidakwajaran atas kematian almarhum. Maka dari itu, keluarga meminta polisi untuk melakukan otopsi," katanya.
Hingga saat ini pihak dari Satuan Reskrim Polres Sukabumi Kota masih melakukan pemeriksaan terhadap jasad korban di instalasi jenazah untuk mengungkap penyebab kematiannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Keponanakan saya sempat izin berangkat ke Yogyakarta untuk widiawisata bersama rombongan rekan-rekan dan gurunya. Saat berangkat almarhum tampak ceria dan tidak sakit," kata paman korban Asep di R Syamsudin SH Kota Sukabumi saat tengah menunggu hasil otopsi dari pihak kepolisian, Sabtu.
Informasi yang dihimpun, korban yang merupakan warga Kampung Gunungbatu, RT 04 RW 04, Desa/Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi melaksanakan widiawisata yang merupakan agenda sekolahnya tersebut berangkat bersama rekannya dengan menggunakan 18 bus pada Senin, (8/1) sekitar pukul 04.00 WIB.
Kemudian, korban dan rombongan tiba di Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk melakukan seminar. Namun, almarhum, mengeluh sakit dan pandangannya sudah berkunang-kunang.
Usai melaksanakan seminar, Aditya pun memaksakan untuk berangkat ke Yogyakarta, namun saat di Garut, Jabar kondisi kesehatannya semakin menurun. Bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit tetapi setelah mendapatkan mengobatan dan diinfus korban kembali melanjutkan perjalanannya.
Pelajar ini pun tiba di Yogyakarta pada Selasa, (9/1) dan langsung dilarikan ke RSUD Yogyakarta untuk mendapatkan perawatan. Tapi sayang pada Jumat, (12/1) korban menghembuskan nafas terakhirnya.
Jasadnya pun dipulangkan ke Sukabumi dan langsung dibawa ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi untuk dilakukan otopsi.
"Kami merasa ada yang janggal atas meninggalnya almarhum, karena pada tubuhnya terlihat ada banyak lebam dan keluar darah dari hidung dan telinganya," tambahnya.
Asep menyayangkan pihak sekolah yang memaksakan almarhum tetap berangkat Yogyakarta padahal kondisi kesehatannya terus menurun dan parahnya lagi sekolah tidak memberikan informasi ke pihak orang tua.
Sementara, Ibu korban Elis Suhartini (43) yang bekerja di Australia sempat tidak sadarkan diri melihat anak sematawayangnya meninggal dunia.
"Kami sudah membuat laporan kepada Polres Sukabumi Kota karena dinilai ada ketidakwajaran atas kematian almarhum. Maka dari itu, keluarga meminta polisi untuk melakukan otopsi," katanya.
Hingga saat ini pihak dari Satuan Reskrim Polres Sukabumi Kota masih melakukan pemeriksaan terhadap jasad korban di instalasi jenazah untuk mengungkap penyebab kematiannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018