Bekasi (Antaranews Megapolitan) - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat memprediksi produk energi yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berpeluang besar mendatangkan investor sejumlah negara maju di Eropa.

"PLTP ini sangat memiliki pangsa pasar yang bagus di masa mendatang, karena bisa menghasilkan energi terbarukan yang kini tengah diincar investor sejumlah negara maju di dunia," kata Deputi Manager Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN Distribusi Jawa Barat, Iwan Ridwan di Bekasi, Senin.

Menurut dia, Unit Pembangkit dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Kamojang, Garut, Jawa Barat, adalah salah satu unit usaha pihaknya yang kini menghasilkan listrik dari hasil panas bumi.

UPJP Kamojang mampu menghasilkan listrik dari panas bumi sebesar total 140 Mega Watt (MW).

"Listrik yang dihasilkan bersumber dari tiga mesin pembangkit, masing-masing berkapasitas 30 MW, 55 MW dan 55 MW. Produk ini disebut listrik dengan bahan bakar atau energi primer yang ramah lingkungan,? katanya.

Dikatakan Iwan, `green energy` saat ini sedang tren di kalangan perusahaan industri karena sesuai aturan internasional, energi listrik yang direkomendasikan sebagai bahan bakar produksi harus ramah lingkungan.

"Kesiapan kita menjaga kehandalan mesin. Jangan sampai ada gangguan tanpa terencana," katanya.

Sementara itu, Manajer PT PLN area Bekasi Reni Wahyu Setaiswan mengatakan pihaknya saat ini memiliki pelanggan industri yang sedang menyoroti soal `green energy`.

"Pelaku industri itu lebih banyak menyoroti soal green energy ke depan, terutama industri yang punya pangsa pasar Eropa," katanya.

Menurut Reni, PLN area Bekasi saat ini memiliki sekitar 1,6 juta pelanggan yang tersebar di wilayah Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.

"Kabupaten Bekasi adalah wilayah dengan jumlah investor asing terbanyak dengan adanya kawasan industri di wilayah itu. Banyak investor Eropa yang tertarik dengan suplai green energy PLN untuk keperluan usahanya di Indonesia," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018