Bogor (Antaranews Megapolitan) - Tahun 2017 Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mencanangkan Bogor menjadi kota untuk olahraga, untuk keluarga dan kota ramah anak, pembangunanpun diarahkan untuk mewujudkan impian tersebut.

Wacana ini diawali dengan peresmian pedestarian Kebun Raya Bogor sepanjang 4,2 kilo meter (km) dan lebar tiga sampai enam meter pada Januari 2017 lalu. Bersamaan dengan peresmian tersebut dicanangkan Bogor sebagai kota pelari atau "city of runners".

Bima mengatakan Bogor kota untuk pelari dapat dimanfaatkan oleh warga yang ingin berolahraga, dan dapat mengundang wisatawan datang untuk "sport tourism".

Berbagai acara dan lomba lari pun digelar di Kota Bogor seperti Sundown Marathon, marthon Tugu tu Togu setiap tahun baru, dan belum lama ini BRIRun dalam rangka HUT ke-122 Bank Rakyat Indonesia.

Acara lari yang digelar di Kota Bogor berdampak positif bagi peningkatan okupansi hotel antara 85 sampai 90 persen.

Berbagai acara dan lomba lari yang digelar di Kota Bogor semakin mempersiapkan kota itu menjadi kota untuk pelari dan penyelenggara acara lari lainnya.

"Karena okupansi hotel naik, pendapatan asli daerah juga ikut meningkat," katanya.

Selain membangun fasilitas pedestarian, sejak 2015 Pemkot Bogor telah memperbanyak jumlah ruang terbuka publik di antaranya Taman Ekspresi, Taman Corat-coret, Taman Kaulinan, Taman Skatepark, lapangan Sempur, Taman Air Mancur, Taman Perangin, Taman Malabar, dan masih banyak lainnya.

Kini taman-taman tersebut banyak dimanfaatkan oleh warga untuk berkumpul bersama keluarga, maupun anak-anaknya menghabiskan waktu bersama sesuai keinginan walikota untuk menyediakan taman sebagai tempat interaksi keluarga dengan anak-anaknya membangun karakter dan ketahanan kuat keluarga.

Politikus dari Partai Amanat Nasional itu mengatakan alasan dirinya mencanangkan Bogor sebagai kota untuk olahraga, keluarga dan ramah anak karena esensi dari pembangunan ujungnya adalah dapat dirasakan oleh keluarga.

Pemerintah fokus untuk membangun ke arah keluarga, semua pembangunan secara nasional juga akan mengarah ke keluarga.

Berbicara mengenai keluarga lanjutnya, berkaitan juga dengan pendidikan, kesehatan, pembangunan karakter dan lapangan pekerjaan. Sehingga persoalan keluarga tidak untuk hanya pembangunan karakter tetapi juga pendapatan asli daerah (PAD).

"Kita membangun fasilitas olahraga dan sebagainya, otomatis ini peningkatan untuk PAD. Sudah ada data di Parbud dan Bappenda bahwa tingkat hunian hotel naik setelah Pemkot Bogor membangun ruang terbuka publik dan sebagainya," kata dosen Paramadina tersebut.

Ia mengatakan pembangunan ruang terbuka publik saja tidak cukup, banyak ekses-ekses yang tetap diantisipasi akibat pembangunan tersebut seperti kemacetan, kebersihan dan tindakan mesum yang dilakukan kalangan remaja.

Keseriusan untuk menjadikan Bogor kota keluarga terus digaungkan, Pemkot Bogor juga merencanakan akan memperkuat strategi untuk membangun wacana tersebut.

Terkait infrastrukturnya Wali Kota Bima menyebutkan, apa yang telah dibangun saat ini belumlah cukup untuk menjadikan Bogor sebagai kota ramah keluarga, dan kota olahraga.

Ia menganalogikan ketika ada satu negara berlomba-lomba menjadi tuan rumah Olimpiade sudah pasti belum memiliki infrastrukturnya, tetapi dengan disahkannya sebagai tuan rumah akan mengundang sponsor datang, alokasi pembangunan juga mengarah ke lokasi, dan tentunya wisatawan.

"Sudah ada kajian yang dalam antara tuan rumah olimpiade dengan peningkatan ekonomi dan lapangan pekerjaan," katanya.

Bima mengatakan sama halnya ketika Pemerintah Kota Bogor mencanangkan diri sebagai kota keluarga, semua pembangunan bergerak ke arah keluarga, membangun karakter, dan mempersiapkan parameternya.

Menurutnya Bogor masih anak bawang menjadi kota keluarga dan ramah anak, status sebagai kota layak ada sedang diparipurnakan.m

"Kota Bogor baru memperoleh kota layak anak pratama, belum paripurna atau belum sempurna," katanya.


Olahraga Akhir Pekan

Sejak pedestarian Kebun Raya Bogor diresmikan banyak warga memanfaatkan fasilitas tersebut untuk berlari maupun bersepeda. Hampir setiap akhir pekan fasilitas pedestarian tersebut telah diminati oleh warga yang ingin berolaraga.

Selain warga Bogor, warga Jabodetabek juga ikut menikmati suasana berolahraga di Kota Bogor, baik berkeliling pedestrian, maupun berada di dalam Kebun Raya Bogor.

Pertumbuhan komunitas olahraga di kalangan anak muda terus bertumbuh, seperti komunitas lari Bogor Runners, komunitas skatepark, dan lainnya sebagainya.

Saat ini komunitas lari Bogor Runners memilik 500 anggota. Untuk wilayah Kota Bogor yang luas daerahnya terbatas, jumlah anggota larinya sangat banyak.

"Banyak fasilitas ruang publik yang kita bangun dimanfaatkan oleh warga untuk berolahraga dan beriteraksi dengan keluarga," kata Jimy.

Bima menekankan dengan mencanangkan Bogor kota olahraga, keluarga dan ramah anak diharapkan dapat mengundang wisatawan lain berkontribusi untuk menambah jumlah pendapatan asli daerah.

Pembanguan kota olahraga, keluarga dan ramah anak mendorong warga Bogor untuk hidup sehat, meningkatan ketahanan keluarga, dan melindungi hak-hak anak untuk hidup lebih baik.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018