Bogor (Antaranews Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat menginvetarisasi status kepemilikan rumah korban kebakaran di Keluruhan Gudang guna memastikan dapat dibangun kembali atau tidaknya melalui bantuan pemerintah.

"Kita akan dalami status kepemilikan rumahnya, warga kebanyakan hanya membayar PBB, tapi kita siapkan bantauan biaya untuk mengotrak rumah selama tiga bulan," Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, usai meninjau pengungsi korban kebakaran di SDN Empang 2, Selasa.

Bima mengatakan dirinya telah menandatangani anggaran bantuan tidak terduga untuk penanggulangan becana kebakaran di Kelurahan Gudang. Dana bantuan tersebut untuk penyaluran bantuan termasuk untuk biaya sewa rumah sementara bagi korban.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Ganjar Gunawan menyebutkan kebakaran di Kelurahan Gudang, seberang Mal BTM tersebut menghanguskan kurang lebih 40 rumah, dengan luas lahan sekitar 8.000 meter persegi.

Tercatat dari 40 rumah tersebut jumlah kepala keluarga yang terdampak sebanyak 74 KK terdiri atas 271 jiwa. Sebanyak 122 jiwa mengungsi di SDN Empang 1 dan 2. Sisanya memilih tinggal di rumah kerabat dan saudaranya.

Dari 271 jiwa tersebut, sebanyak 212 pengungsi umum, 59 pengungsi anak-anak terdiri atas 20 balita, 20 pelajar SD, 16 pelajar SMP dan tiga SMU. 137 laki-laki dan 137 perempuan. Dari 20 balita tersebut terdapat bayi usia enam hari yang turut jadi korban pengungsian.

Menurut Ganjar data diperoleh berdasarkan hasil koordinasi dengan aparat wilayah seperti lurah, RT dan RW. Jumlah korban terdampak masih fluktuatif, karena pascakebakaran warga fokus menyelamatkan diri.

"Malam pertama pascakebakaran tidak semua tinggal di pengungsian, ada yang mengungsi di rumah saudara, ada juga yang tidak mau jauh dari lokasi area kebakaran," katanya.

Ia mengatakan korban terdampak kebakaran biasanya masih merasa ada barang-barang yang bisa diselamatkan usai kebakaran sehingga mereka fokus mencari barang dipuing-puing sisa kebakaran, sehingga belum melapor ke petugas.

"Kami memahami kondisi warga, maka itu kita bantu pasang genset di area kebakaran untuk penerangan," katanya.

Terkait jumlah korban terdampak yang masih terus fluktuatif menurut Gajar tidak menjadi persoalan, karena Pemerintah Kota Bogor bersama pemangku kepentingan lainnya berupaya untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi.

Antisipasi dilakukan dari sisi layanan kesehatan, sambil melakukan proses administrasi untuk penggantian rumah sementara, yakni biaya sewa rumah untuk tiga bulan.

"Dana darurat sudah ditandatangani oleh Wali Kota, karena bank lagi libur, jadi belum bisa dicairkan hari ini. Tapi untuk bantuan logistik semua aman, dan lancar, dalam waktu dekat dana untuk bantuan sewa rumah sudah bisa dicairkan," katanya.

Ia mengatakan 40 sampai 60 rumah yang terbakar kebanyakan rumah bedeng, dan kontrakan. Antara satu rumah dengan rumah lainnya saling menempel. Lokasinya berada di pinggir kali Cibalok, dan berada di area 20 meter rel kereta api milik PT KAI.

Kondisi rumah juga kebanyakan berdinding semi permanen, atap rumah kayu sehingga ketika kebakaran terjadi sangat mudah menyambar. Ditambah kondisi cuaca angin yang cukup kencang, serta akses menuju lokasi tidak bisa dijangkau mobil pemadam kebakaran.

Untuk bantuan penggantian rumah, lanjut Ganjar, pihaknya masih melakukan inventarisasi detail status kepemilikan. Banyak warga mengaku sebagai pemilik, tetapi hanya membayar PBB tidak memiliki sertifikat.

"Apakah ada bantuan perbaikan rumah ini masih kita bahas, terkait status kemepilikannya. Yang pasti pos anggaran untuk bantuan kontrak rumah sudah jelas. Untuk per bulannya kita berikan Rp750 ribu di kali tiga bulan," kata Ganjar.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017