Bogor (Antara Megapolitan) - Majelis Wali Amanat (MWA) Institut Pertanian Bogor (IPB) hari ini (15/12) resmi melantik Dr. Arif Satria sebagai Rektor IPB periode 2017-2022 di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga, Bogor. Dr. Arif Satria akan menjadi nakhoda IPB menggantikan Prof. Dr. Herry Suhardiyanto yang sudah menjabat sebagai rektor selama dua periode.

Dr. Arif Satria diambil sumpahnya oleh MWA IPB dalam Sidang Paripurna Terbuka Laporan Pertanggungjawaban Rektor IPB 2012-2017 dan Pelantikan Rektor IPB 2017-2022.

Hadir sebagai tamu undangan di antaranya Menteri Pariwisata RI, Arif Yahya; Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode Syarif; tokoh nasional, Akbar Tanjung; Wali Kota Bogor, Bima Arya; rektor dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia dan sivitas akademika IPB.

Setelah dilantik, Dr. Arif dengan didampingi istri, Retna Widayawati, menerima ucapan selamat dari tamu yang hadir.

Sementara itu, menanggapi laporan pertanggungjawaban Rektor IPB 2012-2017 yang telah dibacakan Prof. Herry Suhardiyanto, Ketua MWA IPB, Prof. A. Chozin menyatakan menerima laporan pertanggungjawaban Rektor IPB 2012-2017.

“Berdasarkan pemaparan kinerja dan diskusi, MWA IPB menyatakan dapat menerima pertanggunggjawaban tersebut dengan ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Dan meminta rektor terpilih periode 2017-2022 untuk menjadikan hasil dan capaian yang membanggakan ini sebagai baseline dan pijakan dalam penyusunan kebijakan IPB lima tahun ke depan,” ujarnya.

Dalam pidato perpisahannya Prof. Herry mengucapkan selamat kepada Dr. Arif Satria yang telah terpilih sebagai Rektor IPB melanjutkan perjuangannya dalam membangun IPB lebih baik.

“Saya mengajak Bapak Ibu semua untuk memanjatkan doa terbaik untuk Rektor IPB terpilih Dr. Arif Satria, bersama istri dan kedua putra-putrinya. Kita ucapkan selamat dan panjatkan doa semoga Dr. Arif Satria sukses dalam mengemban tugas dan tanggung jawab memimpin IPB untuk lima tahun ke depan,” ujarnya.

Prof. Herry merasa beruntung telah diberikan kesempatan selama sepuluh tahun untuk bekerja, melayani dan bersama-sama memajukan IPB. Selama sepuluh tahun memimpin, Prof. Herry menerapkan pola kepemimpinan transformatif yang berorientasi kewirausahaan dengan pendekatan servant leadership serta participatory management.

“Walaupun saya berkehendak menerapkan pola kepemimpinan yang mengedepankan shared vision, proaktif, kreatif, adaptif, encouraging, dan calculated-risk taker, tetapi tidak semua kehendak tersebut terlaksana. Namun sekurang-kurangnya, kita telah merasakan betul derap kebersamaan untuk memajukan IPB sebagai perguruan tinggi yang tetap mengutamakan pendidikan yang bermutu tinggi dengan akses yang luas serta menghasilkan inovasi-inovasi yang berguna bagi masyarakat dan bangsa kita,” ujarnya.

Mungkin tidak semua dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa merasa nyaman dengan pola kepemimpinan tersebut.

Ia hanya berharap bahwa dengan engagement dalam kegiatan sehari-hari, ada kebiasaan yang terbangun dan pelajaran yang terpetik.

“Ada pepatah Jepang, tada atama de oboeru no janakute, te de oboeru, karada de oboeteiru. Pepatah itu berarti tangan dan tubuh sama pentingnya dengan kepala dalam pembelajaran. Saya berharap, pola kepemimpinan tersebut telah memberikan kesempatan anggota tim untuk dapat belajar menjadi terlatih dan cakap membaca dimana posisi kita sekarang dan kemana kita akan melangkah selanjutnya,” ujarnya.

Dengan pola kepemimpinan tersebut, secara bertahap anggota tim yang benar-benar terlibat di dalamnya terlatih dan bisa mengikuti serta menghayati hal-hal baru, berbeda, dan lebih baik.

Di samping itu, anggota tim tersebut diharapkan juga mampu melihat peluang, logika dan keuntungan dari suatu cara pikir yang berbeda.

Banyak keberhasilan yang telah diraih IPB semasa kepemimpinan Prof. Herry, di antaranya IPB telah berhasil mendapatkan akreditasi internasional untuk 24 program studi dari lembaga akreditasi internasional yang sangat prestisius baik dari Amerika, Eropa maupun Asia.

Telah menjadikan IPB sebagai Kampus Inovasi yang selalu berada pada perolehan inovasi tertinggi.

Berhasil menjalin kerja sama dengan lebih dari 100 perguruan tinggi luar negeri dari 20 negara yang ada di lima benua.

IPB menjadi salah satu dari 100 Perguruan Tinggi terbaik di dunia versi QS World University Ranking by Subject yaitu Agriculture and Forestry.

Pada 17 Agustus 2017, IPB mencapai peringkat ke 3 setelah ITB dan UGM dalam klusterisasi PTN Indonesia yang diadakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI.

Prof. Herry juga berhasil merampungkan Rencana Jangka Panjang (RJP) IPB Periode 2019–2045.

RJP IPB ini merupakan buah pemikiran dan mimpi bersama yang disusun dengan mempertimbangkan masukan dari seluruh sivitas akademika IPB dan para stakeholders.

RJP IPB ini diharapkan dapat memandu arah perjalanan panjang IPB menuju Visi IPB 2045 yang telah ditetapkan yaitu untuk menjadi techno-socio-entrepreneurial university yang terdepan dalam memperkokoh martabat bangsa melalui pendidikan tinggi unggul pada tingkat global di bidang pertanian, kelautan, dan biosains tropika.

IPB juga mendapatkan Anugerah Widyapadhi peringkat 1 nasional dari Kemenristekdikti RI sebagai penghargaan atas upaya IPB untuk mengembangkan inovasi dan komersialisasi inovasi.

Selain itu akreditasi IPB berdasarkan BAN-PT telah mendapatkan nilai akhir yaitu 376 dengan Akreditasi A, nilai ini merupakan capaian terbaik IPB.

“Saya menyadari sepenuhnya bahwa selama memegang amanah saya belum dapat memberikan yang terbaik bagi seluruh sivitas akademika dan warga IPB. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, atas nama pribadi dan keluarga, dengan kerendahan hati saya menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan. Permintaan maaf juga saya sampaikan kepada segenap masyarakat apabila selama saya memimpin IPB terdapat kesalahan, kekurangan ataupun harapan kepada IPB yang belum dapat diwujudkan dengan baik. Adalah sebuah kehormatan dalam hidup saya untuk melayani IPB. Saya tidak ingin berhenti melakukannya (sebagai seorang dosen) untuk seluruh sisa waktu pengabdian saya di IPB,” ujarnya saat menutup pidato terakhirnya sebagai Rektor IPB.

Pewarta: Oleh Jurnalis IPB

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017