Bogor (Antara Megapolitan-Bogor) - Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengadakan kuliah umum dengan tema “Merebut Masa Depan Desa”, di Auditorium Common Class Room (CCR) Kampus IPB Dramaga, Bogor  (16/12). Hadir sebagai pembicara adalah anggota DPR RI Komisi II, Budiman Sudjatmiko.

''Bapak Budiman Sudjatmiko adalah aktor yang menyusun Undang-undang Desa,'' ujar moderator yang juga Kepala PSP3 LPPM IPB, Dr. Sofyan Sjaf.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari dosen, mahasiswa, serta para petani. Ketua pelaksana, Multazam, mengatakan tujuan diadakannya acara ini sebagai upaya mem-branding mahasiswa IPB untuk dapat mengenal seluk beluk desa langsung dari pakarnya. Dengan demikian dapat menumbuhkan motivasi di kalangan mahasiswa untuk mengabdi pada masyarakat khususnya desa.

Pada kuliah umum ini, Budiman Sudjatmiko membawakan materi bertajuk “Kemajuan Teknologi, Kesetaraan Akses, dan Kolaborasi”. “Desa adalah inti dari suatu bangsa. Oleh karena itu untuk membangun Indonesia dapat dimulai dari desa. Hanya saja, masalah desa saat ini adalah akses terhadap pengetahuan dan kekayaan, itulah sebab disusunnya Undang-undang Desa,” terangnya.  

Dikatakannya, Undang-undang Desa dibuat untuk memberikan peluang kepada desa-desa di Indonesia agar dapat merebut masa depan yang baik. Desa memiliki sumber daya manusia, sumber daya alam, dan tempat untuk mengembangkan dan menyatukan ke semua elemen itu.

Peluang yang lahir dengan sumber daya yang dimiliki pada lima tahun ke depan adalah munculnya orang-orang cerdas dari desa yang akan kembali ke desa dan mengembangkan desanya.

Kemajuan teknologi saat ini dapat dimanfaatkan untuk membangun desa. Orang-orang cerdas seperti mahasiswa dapat membekali pengetahuan kepada masyarakat dan orang desa untuk dapat memanfaatkan teknologi, internet, dan data-data.

Desa dapat mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMD) untuk mengelola keuangan desa, keuntungannya dapat dimanfaatkan untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak yang cerdas untuk melanjutkan sekolah, dan santunan bagi pensiunan yang sudah tidak dapat bekerja.

“Jika ekonomi desa didigitalisasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan naik sebesar dua persen. Membangun desa bukanlah rencana jangka pendek, butuh waktu yang lama, dan kolaborasi dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, petani, dan mahasiswa,” paparnya.(UAM/NM)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017