Bogor, 24/11 (ANTARA) - Hujan yang terus mengguyur wilayah Bogor setiap sore sedikit menghambat proses perbaikan rel kereta api listrik yang ambles akibat longsor di antara Stasiun Cilebut dengan Bojonggede.

"Kami (PT KAI) mengupayakan perbaikan rel secepatnya selesai dilakukan. Hanya saja medannya cukup sulit, ditambah cuaca yang sering hujan cukup menganggu pelaksanaan perbaikan," kata Kepala Humas PT KAI Sugeng Priyono saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat.

Sugeng mengatakan perbaikan rel untuk dapat pulih normal akan memakan waktu hingga 21 hari lebih mengingat medan yang cukup sulit, sempit dan licin.

Perbaikan rel diawali dengan mengembalikan posisi tanah pondasi rel dengan cara menimbun dan mengeruk tanah yang longsor.
"Setelah penimbunan dan pengerukan tanah selesai, baru dilakukan pengedaman dengan membuat talud dipinggir tebing," ujarnya.

Proses perbaikan rel sedikit meringankan karena alat-alat berat seperti beko (mobil pengeruk tanah) sebanyak tiga unit telah sampai ke lokasi. Begitu juga mobil-mobil truk pengangkut tanah timbunan bisa masuk ke lokasi.

"Kita upayakan dalam waktu tujuh rel satu rel bisa dioperasikan sehingga perjalanan Bojong-Bogor bisa kembali dibuka," katanya.

Ia mengatakan, ada sembilan rangkaian kereta yang tertahan di Stasiun Besar Bogor karena longsor tersebut sehingga tidak bisa dioperasionalkan. Hal ini berdampak pada 92 perjalanan Jakarta-Bogor dibatalkan
Namun, lanjut Sugeng, untuk menutupi kekurangan tersebut pihaknya telah mengupayakan dari DAOP yang ada untuk mengantisipasi kekurangan sehingga dari 92 perjalanan yang dibatalkan menjadi 30 perjalanan saja yang dibatalkan.

"Yang terpenting bagaiman jalur satu ini bisa dioperasikan secepatnya. Terutama yang akan dilakukan membuat drainase agar tidak ada lagi genangan air di rel serta membersihkan saluran irigasi yang ada di ujung Kali Cipakancilan banyak ditutup sampah, ini akan dibersihkan biar saluran air lancar," katanya.

Menurut Sugeng, peristiwa longsor yang terjadi adalah musibah alam, yang perlu menjadi masalah bersama untuk dicarikan solusinya. Ia mengatakan, kewajiban PT KAI sebagai operator adalah memelihara kondisi kereta dan rel.

Sementara, longsor yang disebabkan oleh alam, karena pendangkalan kali yang menyebabkan air meluap dan menggenangi pondasi rel hingga menyebabkan tanah labil dan longsor.
"Persoalan kali ini meluap merupakan kewenangan pemerintah daerah. Artinya persoalan ini merupakan masalah bersama yang harus diselesaikan secara bersama-sama," katanya.

Longsor tebingan yang menyebabkan amblasnya pondasi rel di antara Stasiun Cilebut dan Bojonggede terjadi Rabu (21/11) petang. Akibat longsor tersebut, Stasiun Besar Bogor dan Cilebut tidak dapat melayani perjalanan kereta api hingga proses perbaikan yang diprediksikan 21 hari selesai dilakukan.
 


Laily R

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012