Bogor (Antara Megapolitan) - Sekolah Sehat jadi salah satu strategi menghadapi bonus demografi dengan menyiapkan generasi muda yang berkualitas lewat pendidikan dan kesehatan, kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.

"Bonus demografi harus disiapkan dari sekarang secara sistematis dan konsisten," kata Bima saat menerima tim juri penilaian Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat Jawa Barat di Balai Kota Bogor, Jumat.

Menurutnya persiapan menghadapi bonus demografi harus terwujud dalam semua rencana kegiatan pemerintah daerah.

"Apabila setiap pemerintah daerah memiliki konsep yang kuat dan tajam, maka target bonus demografi bisa dipenuhi bersama," katanya.

Ia menyebutkan populasi anak usia sekolah di Kota Bogor (5-19 tahun) kurang lebih 25 persen dari total jumlah penduduk (1 juta lebih).

Angka tersebut menurutnya, sangat signifikan. Sehingga perlu program jangka panjang yang membutuhkan perhatian semua pihak untuk menyiapkan generasi masa depan.

"Apabila tidak disiapkan dan digarap dengan sistematis dan komprehensif maka tidak akan meraih keuntungan dari bonus demografi itu," katanya.

Politisi PAN ini mengatakan siswa sekolah adalah segmen yang mudah dijangkau karena teroganisir, berada dalam tempat dan jumlah tertentu.

Sehingga pembinaan terhadap usia sekolah merupakan hal yang strategis untuk menyiapkan bonus demografi di masa depan.

Masalah yang dihadapan anak sekolah antara lain gizi buru, obesitas, anemia, kesehatan gigi, gangguan emosional, dan mental, merokok, tawuran, serta pergaulan bebas.

"Kota Bogor berkomitmen untuk melaksanakan gerakan penyelamatan masa depan (Gemarmapan) yang telah dicanangkan di Provinsi Jawa Barat," katanya.

Ia mengatakan Kota Bogor memiliki landasan hukum untuk menguatkan implementasi dari kegiatan yang telah dirancang untuk menguatkan implementasi dari kegiatan-kegiatan yang telah dicanangkan, baik peraturan daerah tentang penyelenggaraan kesehatan, Perda yang terkait dengan penegakan kawasan tanpa rokok (KTR).

"Kota Bogor mudah-mudahan menjadi yang terdepan untuk mengamankan dan menyelamatkan generasi muda dalam menghadapi persoalan kekinian," katanya.

Upaya yang dilakukan Kota Bogor lanjutnya melakukan koordinasi dengan Muspida untuk masuk ke wilayah secara bergantian dengan melakukan pembinaan untuk merangkul anak-anak muda.

Selain itu, lanjut Bima, Kota Bogor terus berikhtiar untuk komit dan konsisten mewujudkan predikat Kota Layak Anak yang sudah disandang sejak tahun ini dengan memastikan semua persoalan terkait anak bisa diantisipasi.

"Pemkot Bogor terus berkoordinasi dengan KPAI untuk memastikan sekolah, keluarga, dan lingkungan menjadi wilayah yang aman bagi perkembangan anak sesuai dengan harapan semua," kata Bima.

Bima menambah, Kota Bogor juga memiliki Perda tentang Gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) yang diturunkan dalam berbagai kegiatan yang kreatif untuk menggerakkan masyarakat, anak-anak untuk hidup sehat.

"Berfikir sehat meningkatkan kegiatan UKS dan konsisten untuk mewujudkan sekolah yang disiplin KTR, serta ramah bagi anak," kata Bima.

Tiga sekolah di Kota Bogor mengikuti Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat Jawa Barat, yakni TK Akbar, SD IT Insan Kamil, dan SMPN 6.

Ketua Tim Penilai LSS Jawa Barat Pancawidi Juharnoko menambahkan LSS merupakan agenda rutin tahunan yang dilaksanakan berjenjang mulai dari tingkat kecamatan, kota/kabupaten, provinsi dan nasional.

"Esensi lomba ini melakukan evaluasi dan pembinaan terhadap program sekolah," kata Panca.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017