Menteri Perdagangan Budi Santoso mendorong produksi baja dalam negeri untuk menguasai pasar dunia.

Budi menyampaikan, lndonesia berada di posisi ketujuh untuk ekspor produk baja. Menurut dia, produksi baja dalam negeri perlu untuk digenjot agar bisa mengisi kekosongan pasar dalam dan luar negeri.

"Walaupun kita juga masih impor karena produksi kita di dalam negeri juga masih kurang, tapi kalau ada pasar besar untuk ekspor, ya kita tetap ekspor. Jadi kita ngobrol-ngobrol untuk meningkatkan produksi baja kita di dalam negeri," ujar Budi di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan catatan Kemendag, permintaan baja di pasar dunia baru selalu positif 9,13 persen dengan nilai sebesar 865 miliar dolar AS dalam lima tahun terakhir.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat pada 2023 total ekspor besi/baja Indonesia sebesar 10,9 juta metrik ton. China, Taiwan dan India merupakan yang terbesar dalam permintaan baja tersebut masing-masing 1,7 juta metrik ton, 1,4 juta metrik ton, dan 785 ribu metrik ton.

Sebaliknya, impor besi/baja Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 13,8 juta metrik ton. China berada di urutan pertama sebagai negara yang memasok baja ke Indonesia dengan volume 3,7 juta metrik ton, disusul oleh Jepang sebesar 2,3 juta ton dan Korea Selatan 906 ribu ton.

Baca juga: Elpisdoor resmikan tempat produksi pintu baja tahan api di Bogor

Baca juga: Pemkab Bekasi apresiasi produk baja lokal tembus pasar ekspor hingga ke 32 negara

Baca juga: Indonesia ajukan gugatan pada Uni Eropa terkait BMAD baja nirkarat ke WTO

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025