Sukabumi (Antara Megapolitan) - Kota Sukabumi masuk ke dalam peringkat kelima di Jawa Barat dengan jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS).
"Jumlah penderita HIV dan AIDS yang terdeteksi mencapai 1.197 orang, namun tidak seluruh orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tersebut merupakan warga Kota Sukabumi," kata Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Senin.
Menurutnya, 60 persen jumlah ODHA yang ditemukan tersebut merupakan warga luar Kota Sukabumi atau mereka terdeteksi saat melakukan pemeriksaan kesehatan di beberapa tempat pelayanan kesehatan.
Mayoritas penderita penyakit yang menggerogoti sistem kekebalan tubuh manusia tersebut berada di usia produktif antara 15 hingga 35 tahun. Adapun penularannya didominasi akibat hubungan seks dan penggunaan jarum suntik untuk memakai narkoba.
Maka dari itu, untuk menekan jumlah warganya tertular HIV pihaknya gencar melakukan sosialisasi, baik kepada masyarakat umum hingga pelajar. Dengan tujuan agar warga bisa melakukan pencegahan dan mensosialisasikan kembali tentang bahaya HIV/AIDS.
"Kami mempunyai banyak fasilitas kesehatan yang bisa dimanfaatkan warga untuk memeriksa kondisi kesehatannya. Bagi orang yang positif HIV akan langsung diberikan penanganan dan identitas dirinya dirahasiakan," tambahnya.
Fahmi yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Sukabumi mengimbau kepada warganya agar secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan atau Voluntary Conseling and Testing (VCT).
Di sisi lain, digelarnya deklarasi resolusi pemuda dan remaja yang melibatkan ratusan pelajar dari 51 SMA, SMK, dan MA bertujuan untuk mengingatkan masyarakat, terutama kalangan pelajar agar tidak coba-coba melakukan aktivitas yang bisa tertular HIV.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Jumlah penderita HIV dan AIDS yang terdeteksi mencapai 1.197 orang, namun tidak seluruh orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tersebut merupakan warga Kota Sukabumi," kata Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Senin.
Menurutnya, 60 persen jumlah ODHA yang ditemukan tersebut merupakan warga luar Kota Sukabumi atau mereka terdeteksi saat melakukan pemeriksaan kesehatan di beberapa tempat pelayanan kesehatan.
Mayoritas penderita penyakit yang menggerogoti sistem kekebalan tubuh manusia tersebut berada di usia produktif antara 15 hingga 35 tahun. Adapun penularannya didominasi akibat hubungan seks dan penggunaan jarum suntik untuk memakai narkoba.
Maka dari itu, untuk menekan jumlah warganya tertular HIV pihaknya gencar melakukan sosialisasi, baik kepada masyarakat umum hingga pelajar. Dengan tujuan agar warga bisa melakukan pencegahan dan mensosialisasikan kembali tentang bahaya HIV/AIDS.
"Kami mempunyai banyak fasilitas kesehatan yang bisa dimanfaatkan warga untuk memeriksa kondisi kesehatannya. Bagi orang yang positif HIV akan langsung diberikan penanganan dan identitas dirinya dirahasiakan," tambahnya.
Fahmi yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Sukabumi mengimbau kepada warganya agar secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan atau Voluntary Conseling and Testing (VCT).
Di sisi lain, digelarnya deklarasi resolusi pemuda dan remaja yang melibatkan ratusan pelajar dari 51 SMA, SMK, dan MA bertujuan untuk mengingatkan masyarakat, terutama kalangan pelajar agar tidak coba-coba melakukan aktivitas yang bisa tertular HIV.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017