Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, membangun irigasi di lahan eks tambang dengan memanfaatkan void mirip danau luas, sehingga sumber air ini dapat digunakan mengairi lahan pertanian untuk mewujudkan lumbung pangan.
"Irigasi ini penting untuk mempertahankan Kukar sebagai lumbung pangan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sekaligus untuk meningkatkan produksi padi, meski saat ini produksi padi di Kukar masih yang terbanyak di Kaltim," kata Bupati Kukar Edi Damansyah di Tenggarong, Jumat.
Badan Pusat Statistik mencatat produksi padi Kaltim pada 2023 sebanyak 226.972 gabah kering giling (GKG). Dari jumlah ini, produksi padi Kabupaten Kukar mencapai 115.103 ton GKG (lebih dari 50 persen produksi provinsi) sedangkan sisanya 111.868 ton GKG dari sembilan kabupaten/kota di Kaltim lain.
Untuk 2024 masih dihitung oleh BPS, produksi padi Kaltim diproyeksi 229.280 ton GKG. Dari proyeksi ini, produksi padi Kukar masih yang terbanyak di Kaltim yakni 42 persen atau 96.297 ton GKG, lalu Kabupaten Penajam Paser Utara 19,72 persen atau 45.214 ton, dan Kabupaten Paser dengan andil 19,44 persen atau 44.572 ton GKG.
Bupati Kukar saat meninjau lokasi void pada Selasa pekan ini mengatakan, pembangunan irigasi pertanian berkolaborasi dengan perusahaan tambang terus dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat, terutama petani agar dapat meningkatkan produksi padi dan pertanian lain.
Pembangunan irigasi di lahan eks tambang ini berada di Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang.
Baca juga: Gubernur Kaltim gandeng grup band Slank tanam padi di lahan bekas tambang
Baca juga: Irigasi Padi Hemat Air akan diterapkan seluruh Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025