Bekasi (Antara Megapolitan) - Penilaian yang dimaksud di antaranya, penyediaan kanalisasi bagi
pesepeda, kanalisasi pejalan kaki, kanalisasi pelari, penataan Pedagang
Kaki Lima (PKL) serta kemeriahan acara.
Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menerima penghargaan tingkat nasional sebagai pengelola terbaik Hari Bebas Kendaraan berdasarkan penilaian Organisasi Tim Penilai Car Free Day Indonesia, Minggu.
"Kota Bekasi kami lihat banyak peningkatan pada penyelenggaraan CFD setiap pekannya. Sejumlah barometer penilaian kami, sebagian besarnya sudah terpenuhi dengan baik," kata Ketua Tim Penilai CFD Indonesia Alfred Sitorus di Bekasi.
Hal itu dikatakan Alfred di hadapan ribuan peserta CFD di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
"Beberapa pekan lalu kami bertandang ke CFD Kota Bekasi dengan tidak memunculkan identitas kami sebagai tim penilai. Kami lakukan observasi pelaksanaan CFD langsung dari lokasi," katanya.
Agenda itu dilakukannya pada 22 September 2017 atau bertepatan dengan peringatan HUT Car Free Day Internasional, di mana seluruh kota di dunia sebagai penyelenggara merayakan secara serentak agenda tersebut.
Dalam obeservasi itu, Kota Bekasi memperoleh nilai tertinggi atas kebijakan aparatur terkaitnya dalam membenahi PKL agar tidak bercampur dengan peserta CFD.
"Kami senang Pemkot Bekasi benahi PKL, ini adalah nilai plus Kota Bekasi yang berbeda dengan daerah lain. PKL bisa ditata rapi dan tempat sampah juga mudah dijangkau peserta," katanya.
Namun demikian, hanya kategori penilaian kualitas udara yang belum dinilai karena ketiadaan data yang tersaji dari instansi berwenang.
"Ke depannya, kami inginkan ada alat pemantauan kualitas udara, sebab bukan keramaian masyarakat dan PKL saja yang dinilai, tapi pemantauan kualitas yang bobot penilaian tertinggi di Asia," katanya.
Alfred menyerahkan langsung piagam penghargaan CFD terbaik di Indonesia itu kepada Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang disambut tepuk tangan para peserta CFD.
"Kita bersyukur Pemkot Bekasi untuk kesekian kalinya mendapat penghargaan, termasuk CFD tingkat Indonesia ini," kata Rahmat.
Menurut dia, CFD tidak hanya sebatas sarana aktivitas warga dalam berakhir pekan, namun diharapkan bisa menjadi rutinitas masyarakat dalam memperbaiki karakter serta budaya peduli terhadap lingkungan.
"Di manapun ada sampah, jadikan budaya bersih, ambil lalu buang ke tong sampah, kalau tidak ada tong sampah, kantongi dulu. CFD bukan hanya penghargaannya, tapi yang terpenting adanya perubahan karakter dan budaya masyarakatnya terhadap kepedulian lingkungan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menerima penghargaan tingkat nasional sebagai pengelola terbaik Hari Bebas Kendaraan berdasarkan penilaian Organisasi Tim Penilai Car Free Day Indonesia, Minggu.
"Kota Bekasi kami lihat banyak peningkatan pada penyelenggaraan CFD setiap pekannya. Sejumlah barometer penilaian kami, sebagian besarnya sudah terpenuhi dengan baik," kata Ketua Tim Penilai CFD Indonesia Alfred Sitorus di Bekasi.
Hal itu dikatakan Alfred di hadapan ribuan peserta CFD di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
"Beberapa pekan lalu kami bertandang ke CFD Kota Bekasi dengan tidak memunculkan identitas kami sebagai tim penilai. Kami lakukan observasi pelaksanaan CFD langsung dari lokasi," katanya.
Agenda itu dilakukannya pada 22 September 2017 atau bertepatan dengan peringatan HUT Car Free Day Internasional, di mana seluruh kota di dunia sebagai penyelenggara merayakan secara serentak agenda tersebut.
Dalam obeservasi itu, Kota Bekasi memperoleh nilai tertinggi atas kebijakan aparatur terkaitnya dalam membenahi PKL agar tidak bercampur dengan peserta CFD.
"Kami senang Pemkot Bekasi benahi PKL, ini adalah nilai plus Kota Bekasi yang berbeda dengan daerah lain. PKL bisa ditata rapi dan tempat sampah juga mudah dijangkau peserta," katanya.
Namun demikian, hanya kategori penilaian kualitas udara yang belum dinilai karena ketiadaan data yang tersaji dari instansi berwenang.
"Ke depannya, kami inginkan ada alat pemantauan kualitas udara, sebab bukan keramaian masyarakat dan PKL saja yang dinilai, tapi pemantauan kualitas yang bobot penilaian tertinggi di Asia," katanya.
Alfred menyerahkan langsung piagam penghargaan CFD terbaik di Indonesia itu kepada Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang disambut tepuk tangan para peserta CFD.
"Kita bersyukur Pemkot Bekasi untuk kesekian kalinya mendapat penghargaan, termasuk CFD tingkat Indonesia ini," kata Rahmat.
Menurut dia, CFD tidak hanya sebatas sarana aktivitas warga dalam berakhir pekan, namun diharapkan bisa menjadi rutinitas masyarakat dalam memperbaiki karakter serta budaya peduli terhadap lingkungan.
"Di manapun ada sampah, jadikan budaya bersih, ambil lalu buang ke tong sampah, kalau tidak ada tong sampah, kantongi dulu. CFD bukan hanya penghargaannya, tapi yang terpenting adanya perubahan karakter dan budaya masyarakatnya terhadap kepedulian lingkungan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017