Bogor (Antara Megapolitan) - Peneliti Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Indra Jaya, Dr. Syamsul Bahri Agus dan Beginer Subhan, M.Si meneliti habitat dan vegetasi bawah air yang berperan penting dalam menentukan produktivitas suatu perairan, khususnya perairan dangkal (shallow water).
Tim peneliti melakukan identifikasi, klasifikasi dan kuantifikasi habitat dan vegetasi bawah air di perairan dangkal dengan metode akustik dan satelit penginderaan jarak jauh.
Langkah awal untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang habitat dan vegetasi bawah air yang akurat melalui pengembangan dan penggabungan algoritma dari metode yang sedang dikembangkan saat ini.
Pada penelitian ini dilakukan pengembangan dan penggabungan algoritma untuk pemetaan habitat dan vegetasi bawah air di perairan dangkal dilakukan secara terpadu antara citra satelit dan teknologi pesawat tanpa awak (drone).
Penelitian ini juga untuk mendapatkan data survei akustik yang divalidasi dengan observasi lapangan (penyelaman).
Penelitian ini dilakukan di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, dan direncanakan selama tiga tahun. Pada tahun pertamanya peneliti fokus pada survei akustik dan pengolahan citra satelit, serta validasi obyek pengamatan melalui penyelaman (diver) untuk identifikasi secara akurat habitat dan vegetasi bawah air.
Tahun pertama penelitian, tim melakukan survei akustik dan pengolahan citra satelit untuk melihat sebaran ekosistem lamun dan pengumpulan ID/footprint lamun.
Tim peneliti ini telah melakukan pengumpulan ID dari empat jenis lamun yaitu Cymodocea rotundata, Endahlus acroides, Thalassia hemprichii dan Syringodium.
Hasil pengolahan data akustik menunjukkan hamburbalik lamun dengan nilai antara -67,53 hingga -51,31dB, tergantung pada sudut datang pancaran akustik yang diterima.
Pada penelitian lanjutannya tim peneliti ini melakukan verifikasi ID lamun pada daerah dengan biomassa yang lebih tinggi dan penyusunan algoritma untuk identifikasi, klasifikasi dan kuantifikasi habitat vegetasi bawah air. (IRM/ris).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Tim peneliti melakukan identifikasi, klasifikasi dan kuantifikasi habitat dan vegetasi bawah air di perairan dangkal dengan metode akustik dan satelit penginderaan jarak jauh.
Langkah awal untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang habitat dan vegetasi bawah air yang akurat melalui pengembangan dan penggabungan algoritma dari metode yang sedang dikembangkan saat ini.
Pada penelitian ini dilakukan pengembangan dan penggabungan algoritma untuk pemetaan habitat dan vegetasi bawah air di perairan dangkal dilakukan secara terpadu antara citra satelit dan teknologi pesawat tanpa awak (drone).
Penelitian ini juga untuk mendapatkan data survei akustik yang divalidasi dengan observasi lapangan (penyelaman).
Penelitian ini dilakukan di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, dan direncanakan selama tiga tahun. Pada tahun pertamanya peneliti fokus pada survei akustik dan pengolahan citra satelit, serta validasi obyek pengamatan melalui penyelaman (diver) untuk identifikasi secara akurat habitat dan vegetasi bawah air.
Tahun pertama penelitian, tim melakukan survei akustik dan pengolahan citra satelit untuk melihat sebaran ekosistem lamun dan pengumpulan ID/footprint lamun.
Tim peneliti ini telah melakukan pengumpulan ID dari empat jenis lamun yaitu Cymodocea rotundata, Endahlus acroides, Thalassia hemprichii dan Syringodium.
Hasil pengolahan data akustik menunjukkan hamburbalik lamun dengan nilai antara -67,53 hingga -51,31dB, tergantung pada sudut datang pancaran akustik yang diterima.
Pada penelitian lanjutannya tim peneliti ini melakukan verifikasi ID lamun pada daerah dengan biomassa yang lebih tinggi dan penyusunan algoritma untuk identifikasi, klasifikasi dan kuantifikasi habitat vegetasi bawah air. (IRM/ris).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017