Bogor (Antara Megapolitan-Bogor) - Perusahaan Indonesia dan Malaysia menjalin kerja sama dalam bidang pertanian organik, kerja sama dilakukan antara PT Agro Indah Permata 21 (AIP) sebagai produsen pupuk hayati yang juga konsultan pertanian dengan FMS Resources.

"Kerja sama ini sebenarnya melibatkan tiga pihak yakni PT AIP 21, FMS Resources dan Persatuan Kebajikan Komuniti Sabah (PKKS)," kata Mohamad Helmi Bujang dari FMS Resources, usai penandatangan kerja sama di PT AIP, Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Helmi menjelaskan, kerja sama dengan PT AIP 21 telah berlangsung sejak dua tahun yang lalu yakni berupa penyediaan pupuk, benih dan dukungan teknik serta konsultan pertanian.

FMS Resources sebagai produsen produk pertanian organik menggarap lahan seluas 10 ribu hektare yang tersebar di Sabah dan Serawak. Lahan tersebut ditanami dengan padi, jagung, sorgum, nenas dan sawit.



"Kerja sama dengan PT AIP 21 telah membantu kami menghasilkan produk pertanian organik di lahan yang kurang optimal menjadi optimal," kata Helmi.

Kerja sama tersebut melibatkan 30 ribu petani Sabah dan Serawak, lahan yang dimanfaatkan merupakan milik petani. Hasil budi daya petani diserap dan dipasarkan oleh PKKS selaku organisasi yang membantu perusahaan yang bergerak di sektor pertanian.

"Teknologi dan pupuk yang kami gunakan dari Indonesia ini efektif telah meningkatkan produktivitas pertanian di negara kami," kata Helmi.

Kerja sama pendampingan dan suplai pupuk dengan PT AIP 21 berlangsung selama hampir 30 tahun, saat ini keduabelah pihak kembali memperkuat kerja sama untuk suplai pupuk hayati Bravo Nature menjadi 100 ribu botol per bulan.

"Karena tahun ini kami ingin memperluas lahan produksi menjadi 20 ribu hektare, jadi kami butuhkan dukungan lebih PT AIP baik dalam hal suplai pupuk," katanya.

Menurut Helmi produk pertanian yang dihasilkan dari kerja sama tersebut dipasarkan untuk kebutuhan pasar Malaysia. Keberhasilan produktivitas pertanian FMS Resources dan PKKS tersebut mendapat perhatian dari Menteri Pertanian Malaysia.

"Hari rapat di Malaysia, rencana Menteri Pertanian kami berencana akan meninjau perkebunan yang kami kelola, beliau takjub dengan produktivitas yang kami miliki," katanya.

Helmi menambahkan dengan adanya penguatan komitmen antara perusahaannya dengan PT AIP 21 dan didukung PKKS, pihaknya tidak perlu khawatir lagi dengan persoalan pupuk.

Sementara itu Presiden Direktur PT AIP 21 Bravo MH Karlio menyebutkan PT AIP 21 sudah beroperasi sejak 2009 bergerak di sektor pertanian memproduksi pupuk hayati bernama Bravo Nature.

"Sebelum dengan Malaysia, kami sudah lebih dulu bekerja sama dengan pemerintah kabupaten di Indonesia, kami sudah membantu pertanian di Banyuwangi, Jember, Rembang dan di Jawa Tengah," katanya.

Direktur Operasional PT AIP 21 Kandar Sumardi menyebutkan Bravo Nature adalah pupuk hayati yang mengandung mikroorganisme yang baik untuk berbagai jenis tanaman, tambak ikan, dan peternakan.

"Bravo Nature juga bisa dikonsumsi oleh manusia, baik untuk membersihkan lambung karena mengandung lactobasilus seperti minuman Yakult," katanya.

Ia mengatakan menggunakan pupuk Bravo Nature mengurangi penggunaan pupuk kimia sehingga tanaman yang dihasilkan lebih organik.

"Jika produktivitas rata-rata lahan pertanian dengan pupuk kimia lima ton per hektare, penggunaan Bravo Nature bisa 11 ton per hektare atau produktivitas meningkat 30 persen," kata Kandar.

Ketua Umum PKKS Negeri Sabah Rosli Bin Suntang menambahkan kontrak pembelian pupuk hayati dengan Malaysia tersebut diharapkan menjadi peluang kerja sama antara Malaysia dengan Indonesia.

"Kami sangat berterimakasih kepada pihak Indonesia, yang telah banyak membantu kami, semoga hubungan ini dapat berteruskan," katanya. (ANT/BPJ).

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017