Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) mengajak remaja Kota Depok, Jawa Barat, untuk menjadi agen pencegahan stunting untuk mendukung program nasional menurunkan angka stunting.

UI merancang program pemberdayaan remaja melalui revitalisasi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) ini, bekerja sama dengan Puskesmas Kalimulya, Kota Depok.

Ketua Pengmas FKM UI Dumilah Ayuningtyas di Depok, Senin, mengatakan meskipun angka stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 21,6 persen pada tahun 2022, target nasional untuk angka prevalensi stunting sebesar 14 persen di tahun 2024 masih belum tercapai.

Baca juga: Guru besar UI sebut perlu keterlibatan disiplin ilmu lain tangani gizi
Baca juga: FKM UI beri edukasi gizi dan kesehatan untuk wujudkan zero stunting di Depok

Ia menyebut program yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dialogis dan membangun relasi intersubjektif antara petugas dan remaja sebagai upaya meningkatkan daya tarik PKPR bagi remaja.

Situasi serupa terjadi di Kota Depok, Jawa Barat. Kota Depok memiliki 22 kelurahan yang mencatat peningkatan prevalensi stunting.

“Depok adalah salah satu kota terbesar di Jawa Barat dan sebagai tempat dimana UI Indonesia berada, kami merasa memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi secara nyata dalam menyukseskan program nasional ini,” ujar Dumilah.

Ia juga menambahkan remaja memainkan peran kunci dalam upaya pencegahan stunting. Bonus demografi saat ini menjadikan kelompok usia remaja sebagai populasi yang signifikan dengan lebih dari 23 persen penduduk Kota Depok berada dalam rentang usia tersebut.

Baca juga: UI inisiasi program "Sehat Bestari" tekan angka stunting di Kepulauan Seribu

Namun tantangan terbesar adalah rendahnya kesadaran remaja akan kesehatan diri sendiri, khususnya terkait dengan risiko menghasilkan generasi stunting karena asupan gizi yang tidak seimbang, anemia, dan pernikahan dini.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hanya 24,6 persen remaja putri (rematri) yang telah menjalani skrining anemia dari target sebesar 70 persen

“Kesehatan remaja adalah kunci penting dalam membentuk generasi masa depan yang bebas dari stunting. Melalui revitalisasi PKPR di puskesmas, kami ingin membangun hubungan yang lebih baik antara petugas kesehatan dan remaja, agar mereka lebih sadar dan bertanggung jawab atas kesehatan mereka, serta dapat berperan sebagai agen perubahan,” ujar Dumilah.

Oleh karena itu ia menambahkan Program PKPR merupakan program yang berfokus melakukan upaya pencegahan stunting pada para remaja putri. Namun implementasi program ini di Kota Depok menemui beberapa masalah.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024