Bogor, (Antara Megapolitan) - Fakultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah salah satu Fakultas Pertanian tertua di Indonesia dan telah ada sejak peresmian IPB pada tahun 1963.
Faperta IPB merupakan salah satu dari dua fakultas pertama yang ada di Bogor yang berada di bawah naungan Universitas Indonesia.
Setelah peresmian IPB pada 1 September 1963 berdasarkan keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No. 92/1963 yang kemudian disahkan oleh Presiden RI Pertama dengan Keputusan No. 279/1965, maka dua fakultas tersebut berkembang menjadi lima fakultas, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Kehutanan.
Sementara itu dalam perkembangannya, Faperta IPB terdiri dari empat departemen, yaitu Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Agronomi dan Hortikultura, Proteksi Tanaman, dan Arsitektur Lanskap.
Faperta IPB menjadi sorotan utama ketika berbicara pertanian dalam arti sempit.
Peran Faperta IPB dalam menghasilkan inovasi-inovasi bidang pertanian, varietas-varietas baru, dan teknologi budidaya dinilai baik oleh pemerintah.
Tentunya hal ini turut membantu mempertahankan dan meningkatkan kedaulatan pangan di Indonesia.
Diantara inovasi yang telah diciptakan oleh para peneliti Faperta IPB yaitu padi IPB 3S yang telah diadopsi oleh pemerintah.
Pemerintah bahkan memberikan bantuan dana kepada Faperta IPB untuk mengawali industri benih agar padi IPB 3S bisa dirasakan di seluruh wilayah Indonesia.
Inovasi lainnya adalah teknologi budidaya jenuh air untuk menanam kedelai, yaitu teknologi budidaya kedelai di lahan pasang surut sebagai lahan sub optimal atau marginal yang dapat meningkatkan produktivitas kedelai di Indonesia.
Faperta IPB juga menginisasi adanya Revolusi Orange dalam rangka meningkatkan produksi buah-buahan di Indonesia, yaitu kegiatan mengembangkan buah-buahan pada skala perkebunan.
Faperta IPB menjadi rujukan dan tempat berkonsultasi dalam membuat program-program Kementerian Pertanian.
Faperta IPB menginisiasi gagasan Indonesia sebagai pengekspor buah-buahan nusantara terbesar di dunia pada tahun 2045.
Untuk itu, Faperta IPB gencar melakukan kampanye makan buah, salah satunya melalui Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) yang telah dilakukan selama tiga tahun berturut-turut. Pemerintah kemudian mengadopsi kegiatan ini menjadi Fruit Indonesia 2016.
Faperta IPB telah banyak menghasilkan alumni berkualitas sebagai sumberdaya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang pertanian, seperti Ir. Gunung Sutopo yang saat ini fokus mengembangkan tanaman buah naga; (Alm) Prof.
Dr. Soleh Solahuddin yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian RI; Sunarso sebagai Wakil Direktur Bank BRI; dan masih banyak lagi sosok sukses lainnya yang terlahir dari fakultas ini. Fakultas yang terletak di Jalan Raya Dramaga Bogor ini baru saja mendapatkan sertifikasi International Organization for Standardization (ISO) manajemen dan ISO laboratorium.(NIR/NM)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Faperta IPB merupakan salah satu dari dua fakultas pertama yang ada di Bogor yang berada di bawah naungan Universitas Indonesia.
Setelah peresmian IPB pada 1 September 1963 berdasarkan keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No. 92/1963 yang kemudian disahkan oleh Presiden RI Pertama dengan Keputusan No. 279/1965, maka dua fakultas tersebut berkembang menjadi lima fakultas, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Kehutanan.
Sementara itu dalam perkembangannya, Faperta IPB terdiri dari empat departemen, yaitu Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Agronomi dan Hortikultura, Proteksi Tanaman, dan Arsitektur Lanskap.
Faperta IPB menjadi sorotan utama ketika berbicara pertanian dalam arti sempit.
Peran Faperta IPB dalam menghasilkan inovasi-inovasi bidang pertanian, varietas-varietas baru, dan teknologi budidaya dinilai baik oleh pemerintah.
Tentunya hal ini turut membantu mempertahankan dan meningkatkan kedaulatan pangan di Indonesia.
Diantara inovasi yang telah diciptakan oleh para peneliti Faperta IPB yaitu padi IPB 3S yang telah diadopsi oleh pemerintah.
Pemerintah bahkan memberikan bantuan dana kepada Faperta IPB untuk mengawali industri benih agar padi IPB 3S bisa dirasakan di seluruh wilayah Indonesia.
Inovasi lainnya adalah teknologi budidaya jenuh air untuk menanam kedelai, yaitu teknologi budidaya kedelai di lahan pasang surut sebagai lahan sub optimal atau marginal yang dapat meningkatkan produktivitas kedelai di Indonesia.
Faperta IPB juga menginisasi adanya Revolusi Orange dalam rangka meningkatkan produksi buah-buahan di Indonesia, yaitu kegiatan mengembangkan buah-buahan pada skala perkebunan.
Faperta IPB menjadi rujukan dan tempat berkonsultasi dalam membuat program-program Kementerian Pertanian.
Faperta IPB menginisiasi gagasan Indonesia sebagai pengekspor buah-buahan nusantara terbesar di dunia pada tahun 2045.
Untuk itu, Faperta IPB gencar melakukan kampanye makan buah, salah satunya melalui Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) yang telah dilakukan selama tiga tahun berturut-turut. Pemerintah kemudian mengadopsi kegiatan ini menjadi Fruit Indonesia 2016.
Faperta IPB telah banyak menghasilkan alumni berkualitas sebagai sumberdaya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang pertanian, seperti Ir. Gunung Sutopo yang saat ini fokus mengembangkan tanaman buah naga; (Alm) Prof.
Dr. Soleh Solahuddin yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian RI; Sunarso sebagai Wakil Direktur Bank BRI; dan masih banyak lagi sosok sukses lainnya yang terlahir dari fakultas ini. Fakultas yang terletak di Jalan Raya Dramaga Bogor ini baru saja mendapatkan sertifikasi International Organization for Standardization (ISO) manajemen dan ISO laboratorium.(NIR/NM)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017