Sukabumi, 31/10 (ANTARA) - Sebanyak 520 buruh PT Amerta Indah Otsuka (AIO) Sukabumi, Provinsi Jawa Barat yang bekerja di pabrik pembuatan minuman energi "Pocari Sweat" mendapatkan pemutusan hubungan kerja oleh vendor outsourcing PT AIO yakni PT Muhasatama Perdana.

Akibat PHK massal tersebut, ratusan buruh yang rata-rata sudah bekerja di atas satu tersebut, Senin, berunjuk rasa di halaman perusahaan Pocari Sweat di di Kampung Bangkongreang, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Pada aksi ini juga sempat terjadi kericuhan saat mobil box pengangkut minuman tersebut masuk ke halaman perusahaan, untungnya puluhan polisi yang berjaga berhasil menenangkan massa yang sudah mulai anarkis, namun mobil tersebut rusak pada bagian kaca spionnya.

"Kami menolak PHK massal, karena sebelumnya kami tidak diberitahu oleh pihak perusahaan, ini Ini jelas-jelas sudah melanggar aturan yang telah disepakati," kata Ketua Advokasi Serikat Karyawan Peduli Amerta (SKPA) Yuyus Cahyana kepada wartawan, di sela-sela aksi unjuk rasa ratusan buruh tersebut.

Selain itu, menurutnya, sesuai dengan kontrak, ratusan buruh masa kerja akan habis pada 31 Oktober ini, tetapi kenapa PHK dilakukan sebelum masa kerja habis yakni pada 28/10 lalu. Maka dari itu, pihaknya juga menuntut agar perusahaan memberikan hak-hak para buruh secara utuh.

Lebih lanjut, sebelumnya sekitar dua bulan yang lalu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi yang tengah memproses tuntutan para buruh yakni menjadi karyawan tetap yang tengah diperjuangkan oleh pihak perusahaan dibatalkan secara sepihak.

Padahal, sebelum jatuh tempo kesepakatan rampung yakni 13 November 2011, perusahaan tiba-tiba secara sepihak mengeluarkan keputusan PHK.

"Ini sangat aneh, padahal pihak perusahaan telah berjanji kami dan Disnakertrans akan memperjuangkan nasib kami menjadi karyawan tetap, tetapi sebelum janji dipenuhi kami malah dipecat padahal waktu jatuh tempo kesepakatan itu pada 13/11 mendatang," tambahnya.

Jika tuntutan mereka ini tidak dipenuhi, ratusan buruh mengancam akan melaporkannya ke Kedutaan Besar Jepang untuk RI di Jakarta. (aditya)

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2011