Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggencarkan sosialisasi penggunaan kotak nasi ramah lingkungan pada warga yang menggelar berbagai kegiatan agar terhindar dari bahaya keracunan akibat bakteri Salmonella dalam makanan.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Cianjur dr Frida Layla Yahya di Cianjur Rabu, mengatakan keracunan masal yang terjadi di dua kecamatan diduga berasal dari bakteri Salmonella dari makanan atau air yang digunakan untuk memasak.

"Mungkin kurang bersih meski air diambil dari bak penampungan yang jarang dikuras sehingga mengandung kuman atau bakteri serta bahan makanan yang tidak dicuci dengan bersih," katanya.

Baca juga: Dinkes Cianjur catat korban keracunan massal menjadi 41 orang

Untuk menekan kasus keracunan masal saat warga banyak menggelar kegiatan keagamaan atau tahlilan, pihaknya melakukan penelusuran kelaikan sumber air termasuk air isi ulang yang banyak beredar di berbagai wilayah karena masih banyak yang belum bersertifikat.

Bahkan pihaknya menjelang perayaan hari besar Islam (PHBI) kerap melakukan sosialisasi ke berbagai kalangan untuk memastikan masakan yang dihidangkan dalam keadaan layak konsumsi dan dimasak sesuai ketentuan dengan pengemasan menggunakan bahan ramah lingkungan bukan berbahan plastik.

"Kami selalu mengingatkan warga melalui tenaga kesehatan di setiap puskesmas untuk rutin mengimbau warga tidak menggunakan bahan plastik sebagai pembungkus nasi dan lauk yang diberikan dalam setiap kegiatan besar termasuk tahlilan," katanya.

Baca juga: Puluhan orang keracunan nasi kotak acara tahlilan di Sukaluyu Cianjur

Sementara terkait 77 orang warga di dua desa Gunungsari dan Kertajaya, Kecamatan Ciranjang yang mengalami keracunan setelah menyantap nasi kotak yang diberikan seorang warga diduga akibat bakteri Salmonella dalam makanan.

Puluhan warga yang sempat menjalani perawatan medis di puskesmas dan rumah sakit, saat ini seluruhnya sudah kembali pulang ke rumah namun masih mendapat pengawasan dari tenaga kesehatan dari Puskesmas Ciranjang.

"Melihat dari gejala dan dan jarak waktu sampai warga mengalami keracunan biasanya disebabkan bakteri Salmonella di dalam makanan meski penyebab pastinya nanti setelah keluar hasil dari Labkesda Provinsi Jawa Barat," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024