Penjabat (Pj) Bupati Subang Imran menekankan tentang pentingnya kesadaran dalam pemberian gizi bagi ibu hamil dan anak dalam upaya menurunkan kasus stunting di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat.

"Sebenarnya terkait dengan stunting ini, penanganannya, kalau kita aware dari awal akan mudah," kata Imran di Subang, Jumat.   

Ia berharap agar semua pihak, baik itu pemerintah daerah, kalangan swasta maupun masyarakat sama-sama menyadari mengenai pentingnya menekan kasus stunting.

Sesuai dengan data Kementerian Kesehatan, stunting masih menjadi masalah serius yang di hadapi Indonesia. Berdasarkan data survey status gizi nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 21,6 persen.

Baca juga: Pj Bupati Subang: Intervensi serentak sangat dibutuhkan dalam penanganan stunting

Jumlah itu menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4 persen. Namun, meski terjadi penurunan, angka tersebut masih tinggi, karena target prevalensi stunting pada tahun 2024 sebesar 14 persen.   

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Kondisi gagal tumbuh ini ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dari anak seusianya.

Stunting ini dapat berdampak pada kecerdasan anak dan risiko penyakit degeneratif seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung koroner di kemudian hari. Atas hal itulah, pemerintah kini berusaha menekan angka stunting.

Baca juga: Pj Bupati Subang minta jajarannya perbanyak realisasi kegiatan cegah stunting

Imran berharap semua pihak dapat saling mendukung, terutama menjelang digelarnya SSGI yang akan berlangsung pada Oktober 2024 di 77 desa dan enam kelurahan di wilayah Subang.

"Kami juga berharap permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan seperti paparan asap rokok, kemudian masalah BPJS, harus kita selesaikan bersama," katanya.

Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Subang, Asep Nuroni, menyebutkan bahwa berbagai intervensi telah dan akan dilakukan di Subang.

Di antaranya dengan memanfaatkan dana desa untuk penanganan stunting melalui pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil, pangan olahan untuk balita stunting, dan peningkatan kapasitas kader untuk memantau pertumbuhan anak.

"Program-program ini harus kita jalankan bersama agar hasilnya maksimal," kata dia.

Baca juga: Lomba bayi sehat dan gemoy di Subang membludak

Kepala Dinas Kesehatan Subang, Maxi, mengatakan berdasarkan data per Agustus, terdapat 1,61 persen dari 85.000 bayi di Subang atau sekitar 920 bayi yang hingga hari ini masih menderita stunting di Subang.

Disebutkan bahwa pada awalnya terdapat 1.400 bayi yang stunting di Subang, tapi setelah dilakukan penanganan, akhirnya mengalami penurunan jadi 900-an.

Namun meski terus mengalami penurunan angka Stunting di Subang, kata dia, Pemerintah Kabupaten Subang akan terus melakukan upaya pencegahan stunting, karena fokus tahun ini, adalah zero new stunting.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024